Senin, 30 Agustus 2010

Mengapa Geert Wilders Menjadi Seorang yang Sangat “Anti-Islam”?

Mengapa Geert Wilders “anti-Islam,” dan apa pesannya pada orang-orang Muslim?

Pejuang kebebasan Geert Wilders membuat sebuah pernyataan penting dan mencerahkan di MuslimsDebate.com: “Mengapa ia menjadi anti-Islam dan apa pesannya kepada orang-orang Muslim?”

Saya pertama kali mengunjungi sebuah negara Islam pada tahun 1982. Usia saya pada waktu itu 18 tahun dan saya bepergian dengan seorang teman keturunan Belanda dari Eilat di Israel, ke sebuah resort Laut Merah Mesir Sharm-el-Sheikh. Kami berdua bepergian dengan ransel dan uang kami sangat terbatas pada waktu itu. Saya masih ingat akan impresi pertama saya mengenai Mesir: saya takjub atas keramahan, sikap bersahabat dan suka menolong dari orang-orangnya.

Saya juga ingat impresi kedua yang kuat yang saya rasakan mengenai Mesir: Hal yang mengejutkan saya adalah bagaimana orang-orang yang sangat bersahabat dan ramah ini kemudian menjadi sangat ketakutan.

Selagi kami ada di Sharm el-Sheikh, President Mubarak mengunjungi tempat ini.

Minggu, 15 Agustus 2010

Donasi Untuk Allah Membersihkan Nurani

Siapakah yang mendanai kebangkitan Islam sejak 1973?

Abd al-Masih

GRACE AND TRUTH – FELLBACH – GERMANY

Setiap negara memberlakukan pajak dan semua komunitas agama membutuhkan persembahan. Muhammad adalah seorang pedagang yang pragmatis. Sejak permulaan kegiatan religiusnya ia memberikan penekanan besar pada pajak, donasi dan pengeluaran-pengeluaran “bagi Allah”! dalam Qur’an ada 85 ayat mengenai hal ini. Para pakar hukum ke-4 mazhab hukum Islam menggunakan ayat-ayat ini sebagai dasar legislasi mereka. Mereka menunjukkan seberapa banyak yang harus diberikan seorang Muslim dan kepada siapa persembahan itu ditujukan.

Muhammad melangkah lebih jauh lagi dalam menghimbau orang untuk membayar pajak dan donasi, dengan memberi jaminan kepada para pendonor bahwa uang sumbangan mereka akan membersihkan “hati” mereka (Sura 9:102). Ia tidak ragu menyebut agama yang diajarkannya itu sebagai “urusan dagang dengan Allah” (Sura 35:29-30). Orang yang ingin memahami Islam harus memepelajari legislasi di dalam Qur’an mengenai iuran-iuran religius tersebut. Kemudian ia harus membandingkan legislasi ini dengan prinsip-prinsip dasar dalam Injil.