Senin, 07 Desember 2009

MENGAPA MENYELIDIKI KEBANGKITAN YESUS

MENGAPA MENYELIDIKI PASKAH ? (KEBANGKITAN YESUS)

Bagaimana jika ada Tuhan ?

Bagaimana jika ada rencana ilahi bagi umat manusia?

Bagaimana jika jiwa atau roh seseorang ada untuk selamanya?

Bagaimana jika ada sorga dan neraka?

Bagaimana jika ultimatum Alkitab akan sorga dan neraka benar?

Bagaimana jika berkomitmen kepada Yesus merupakan satu-satunya jawaban untuk mencapai sorga?

Apabila semua ini benar, maka memahami dan menerima rencana Tuhan merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Lebih penting dari liburan berikutnya. Bahkan lebih penting daripada slip gaji berikutnya. Dan pilihan kita yang berkenaan dengan rencana itu akan mempengaruhi kita selamanya. Itu merupakan pilihan yang dapat membawa sukacita sejati di bumi ini. Pilihan yang dapat berarti “tak ada lagi penderitaan dan tak ada lagi air mata” selamanya, Atau pilihan yang akan membawa pada kengerian abadi.

Akankah Tuhan mengharapkan kita menerima rencana-Nya berdasarkan iman ? Ya dan tidak, karena sejarah tak akan pernah dapat “terbukti”. Sebaliknya, bukti merupakan satu-satunya dasar untuk memverifikasi fakta sejarah. Apakah ada bukti untuk kebangkitan Yesus ? Tentu saja. Ada jauh lebih banyak bukti untuk kebangkitan Yesus daripada untuk peristiwa lain apapun dalam sejarah dunia.

Rabu, 16 September 2009

Komentar

“Dengan pikiran seorang sarjana dan hati seorang pendoa syafaat, Joel Richardson telah mengemukakan sebuah gambaran yang menggugah rasa ingin tahu kita akan “peperangan akhir jaman” yang akan datang. Saat Islam militan bangkit dengan angkara murka, dan dengan dukungan suatu roh yang anti-semitis, pada saat itu akan bangkit pula sekelompok orang yang rela memberikan hidup mereka bagi Injil Yesus Kristus. Menggemparkan...Mencerahkan...dan merupakan sebuah penyadaran untuk semua orang percaya yang tulus hati”.
James W. Goll, Pendiri Encounters Network
Penulis The Seer, The Lost Art of Intercession and Praying for Israel’s Destiny

“Joel Richardson telah menyampaikan sebuah konsep yang cerdas, patut dipikirkan, penuh belas kasih dan berdasarkan Firman Tuhan; berkenaan dengan anti paralel teologis yang menakjubkan, antara eskatologi Islam radikal dan iman Alkitabiah. Ia sangat menekankan bahwa hal ini bukan suatu kebetulan humanistis semata. Namun, Joel juga bukan seorang yang bereaksi secara berlebihan, juga bukan seorang radikal paranoid.

Daftar Isi

KOMENTAR
DAFTAR ISI

Ucapan Terimakasih
Pendahuluan

Bagian Satu: Pendahuluan Untuk Eskatologi dan Doktrin Islam
Pasal 1 : Mengapa Buku Ini? Kesadaran Akan kebangkitan Islam
Pasal 2 : Teks-teks Suci Dalam Islam
Pasal 3 : Eskatologi Islam
Pasal 4 : Sang Mahdi: Mesias Yang Dinantikan Dalam Islam
Pasal 5 : Perbandingan Anti Kristus Alkitab dengan Sang Mahdi
Pasal 6 : Yesus Muslim
Pasal 7 : Perbandingan Antara Nabi Palsu Dan Yesus Muslim
Pasal 8 : Dajjal: Anti Kristus versi Islam
Pasal 9 : Perbandingan Antara Yesus Alkitab Dan Dajjal
Pasal 10: Kembalinya Kerajaan Anti Kristus Islam
Pasal 11: Natur Gelap Wahyu-wahyu Muhammad
Pasal 12: Roh Antikristus Dalam Islam
Pasal 13: Kebencian Kuno Islam Terhadap Orang Yahudi
Pasal 14: Kemartiran Akhir Jaman dan Praktek Pemenggalan Kepala Dalam Islam
Pasal 15: Jihad Dan Tujuan Islam Untuk Mendominasi Dunia
Pasal 16: Memahami Ketidakjujuran dan Penipuan Dalam Islam
Pasal 17: Penyesatan Besar, Teror, dan Harga Pertobatan Islam
Pasal 18: Kesimpulan Perbandingan-perbandingan Antara Narasi Islam Dan Alkitab
Mengenai Akhir Jaman


Bagian Dua: Kelanjutan Analisa
Pasal 19: Problem-problem Potensial Mengenai Tesis
Pasal 20: Pemikiran-pemikiran Selanjutnya

Bagian Tiga: Bagaimana Kita Harus Meresponinya?
Pasal 21: Merespon Dengan Doa
Pasal 22: Merespon Dengan Menjangkau
Pasal 23: Mempersiapkan Diri Untuk Kesyahidan

Tambahan
Daftar Pustaka
Catatan Kaki

Ucapan Terimakasih

TERIMAKASIH UNTUK ISTRIKU

Saya sangat berterimakasih untuk istriku yang cantik dan kukasihi. Saya tidak dapat melakukan semua ini tanpa dirimu – kau sudah tahu itu – namun saya juga ingin semua orang mengetahuinya. Kau layak mendapatkan banyak hal. Aku mencintaimu.


DAN UNTUK BANYAK ORANG LAINNYA

Saya ingin berterimakasih pada teman baik saya Adam karena dengan berani ia menolak untuk menerima status quo. Engkau meneguhkan dan menginspirasi saya untuk menggali di tempat-tempat yang hanya dijalani sedikit orang. Saya ingin berterimakasih pada Wes dan Jane atas pertolongan dan dukungan kalian. Kalian adalah pasangan yang menakjubkan. Terimakasih Robert Livingston dan Ralph Stice, untuk persahaban kalian dan juga dukungan kalian pada saya dalam menjalani seluruh proses ini. Kalian benar-benar nabi sejati. Untuk sang Profesor konservatif dari Chicago, (kau tahu kaulah orangnya) karena kaulah yang pertama-tama memberikan waktu bagiku untuk mengerjakan seluruh proses ini – engkau adalah pelopor sejati dan juga sangat bermurah hati. Juga terimakasih dan sekaligus permohonan maaf untuk J. Hall yang menjadi pembaca pertama dan mengomentari versi awal yang masih kacau balau. Terimakasih yang mendalam untuk Jochen Katz dari Answering-Islam.org untuk kontribusinya yang kokoh dalam memaparkan dialog Kristen-Muslim dan untuk menempatkan versi online buku ini di AI. Terimakasih untuk kesabaranmu dan kemurahan hatimu. Untuk semua orang yang telah menolong memperbaiki pemahaman-pemahaman saya yang kebablasan dan tidak habis-habisnya, kesalahan-kesalahan cetak, kekeliruan, dan sebagainya: James dari AI, Marc, saudara Katolik saya dari Timur Tengah dan terutama untuk Keith, saudaraku yang “setia” karena ia tidak hanya memformat versi online buku ini namun juga mengoreksi banyak kesalahan yang kemudian bermunculan. Terimakasih saya yang mendalam dari lubuk hati untuk anda semua yang telah memberikan dukungan anda untuk buku ini. Jumlah dan kualitas orang-orang yang telah melakukannya sangat mengharukan saya. Dan akhirnya, walau bukanlah yang terkecil, terimakasih untuk rekan bisnis saya Bob karena telah menjadi sahabat rohani dan mendampingi saya setiap hari, dan karena telah mendengarkan saya yang mengoceh tak hentinya tentang topik-topik gelap seperti itu. Dan untuk semua orang lain yang telah mendukung saya dan meneguhkan saya, kiranya semua itu dikembalikan pada kalian berlipat kali ganda!

Pendahuluan

SEBUAH CATATAN DARI PENULIS

Ketika menulis buku ini, saya menemukan bahwa saya berada dalam posisi yang sulit oleh karena banyak alasan. Di satu sisi, saya ingin berbagi dengan anda sedikit hal mengenai saya – pengalaman saya dalam dialog antar agama Kristen/Muslim dan kisah tentang bagaimana sampai saya menulis buku ini. Di sisi yang lain, dengan alasan yang kuat, saya bertekad bukan hanya menggunakan nama samaran namun juga sesedikit mungkin memberikan informasi tentang pribadi saya.

Dalam suatu hari, saya menerima banyak e-mail dari sahabat-sahabat Muslim dari seluruh penjuru dunia. Umumnya e-mail yang saya terima memiliki kesan yang baik dan memuat informasi pribadi, juga potongan-potongan diskusi teologis yang tidak berkesudahan yang biasa kami lakukan. Ini sangat menyenangkan saya dan saya sangat menikmati dan menghargai persahabatan-persahabatan ini. Sayangnya, tidak semua e-mail yang saya terima menyenangkan atau bersahabat. Contohnya, e-mail yang saya terima berikut ini bukan hanya ancaman mati, e-mail ini jugalah yang menyebabkan saya mulai lebih bijaksana dalam interaksi saya dengan orang-orang Muslim dalam konteks dialog antar agama. (Bagian-bagian dalam kurung saya tambahkan untuk kejelasan):

Pasal 1 - Mengapa Menulis Buku Seperti Ini?

KESADARAN AKAN KEBANGKITAN ISLAM

Tiuplah sangkakala di Sion dan kumandangkanlah tanda peringatan di atas gunung kudus-Ku! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, karena sedang datang hari YAHWEH, sebab, ia sudah dekat.
Suatu hari kegelapan, suatu hari kesuraman, awan-awan dan kegelapan bagaikan suasana fajar pagi yang menyebar di gunung-gunung. Suatu bangsa yang besar dan kuat, tidak pernah ada yang menyerupai dia dari dahulu dan sesudahnya, dan tidak akan ada lagi sepanjang masa turun-temurun.
Yoel 2:1,2

Pada masa kini saya percaya ada berbagai isu yang ditekankan oleh Tuhan kepada pihak Barat, khususnya kepada Gereja Kristen di negara-negara Barat. Namun yang menyedihkan, di antara sedikit orang yang tampaknya mendengar bunyi sangkakala dari surga, lebih sedikit lagi yang memahami arti suara itu. Setiap hari banyak tanda-tanda yang secara literal menghiasi halaman muka surat kabar. Tetapi tampaknya hanya sedikit orang yang memahami pesan dari tanda-tanda itu. Saya berharap buku ini memberi kontribusi yang akan membuka mata banyak orang mengenai waktu-waktu yang mendekat secara cepat. Harapan dan doa saya adalah supaya buku ini menambahkan pengertian bagi mereka yang memiliki roh yang sudah waspada dan memiliki ketajaman.

Pasal 2 - Teks-Teks Suci Dalam Islam

Penyelidikan kita pertama-tama harus dimulai dengan perkenalan singkat mengenai teks-teks suci dalam Islam. Tujuannya di sini adalah untuk memperkenalkan pembaca dengan teks-teks suci Islam, sehingga mereka bisa memahami posisi teks-teks suci ini dalam struktur otoritas Islam. Banyak referensi yang dipakai dalam buku ini berasal dari berbagai teks suci itu.

Qur’an
Buku suci pertama dan paling terkenal dalam Islam adalah Qur’an. Qur’an merupakan kitab suci Islam yang seluruhnya disampaikan oleh Muhammad, pendiri dan “Nabi” Islam. Secara literal Qur’an dalam bahasa Arab berarti “pembacaan” atau “bacaan”. Qur’an terdiri dari 114 pasal yang disebut Surah. Di sepanjang buku ini, ketika sebuah pasal dalam Qur’an dibacakan, akan dimulai dengan kata “Surah,” diikuti dengan bab, ayat, dan terjemahannya.
Qur’an dapat dipandang sebagai Alkitabnya Islam, mengingat kitab ini merupakan kitab suci Islam yang terutama. Meski demikian, Qur’an bukanlah satu-satunya sumber sakral atau bahkan bukan satu-satunya tradisi suci yang diinspirasikan dalam Islam. Meskipun Qur’an merupakan satu-satunya teks dalam Islam yang dipercaya sebagai kata-kata literal Allah, tetapi masih ada teks yang sama pentingnya bagi semua Muslim, yang disebut Sunah.

Pasal 3 - Eskatologi Islam

Kebanyakan buku eskatologi Islamiah terutama terdiri dari usaha para penulis untuk mengumpulkan, menghimpun, dan menyampaikan Hadis yang paling dapat dipercaya, dan berbagai tradisi berkaitan dengan akhir jaman. Di atas semua itu, kebanyakan buku eskatologi Islam juga berisi tentang penjelasan dari pengarang. Karena saya bukan ahli Hadis (dan tidak bercita-cita menjadi ahli Hadis), dan karena saya tidak ingin untuk hanya memaparkan interpretasi saya pribadi mengenai apa yang diajarkan Islam tentang akhir jaman, maka saya dengan seksama akan menggunakan tradisi Islam atau penjelasan yang telah banyak ditulis oleh para pengarang dan akademisi Islam mengenai subjek ini. Dengan demikian, kebanyakan isi buku ini akan dipenuhi oleh kutipan-kutipan dan referensi.

Pada umumnya, penelitian eskatologi Islam terbagi menjadi dua kategori, yaitu Kiamat Kecil dan Kiamat Besar. Kiamat kecil terkadang disamakan dengan apa yang disebut Yesus dengan “munculnya penyakit,” yang dipercaya merupakan tanda-tanda awal Kiamat Besar. Pada tingkat tertentu hal ini benar. Perbedaannya adalah bahwa banyak tanda-tanda Kiamat Kecil terjadi bersamaan dengan Kiamat Besar. Oleh karena itu, Kiamat Kecil tidak bisa selalu dianggap sebagai tanda-tanda awal, namun lebih sebagai tanda-tanda secara keseluruhan (tanda-tanda yang lebih kecil). Beberapa tanda Kiamat Kecil cukup menarik, tetapi untuk tujuan penelitian ini, kita tidak akan mempelajarinya lebih jauh. Kita akan langsung membahas tentang Kiamat Besar.

Pasal 5 - Perbandingan ANTI KRISTUS ALKITAB dengan SANG MAHDI

Anti Kristus
Kebanyakan orang yang bahkan belum pernah membaca Alkitab telah mendengar sosok manusia yang biasa disebut “Anti Kristus.” Secara sederhana, menurut Alkitab, Anti Kristus akan menjadi tokoh utama di bumi pada hari-hari terakhir. Menariknya, bahwa dalam Alkitab, nama Anti Kristus sebenarnya hanya disebutkan satu kali secara spesifik (1 Yoh 2:18). Untuk nama-nama lainnya, terdapat beberapa nama referensi bagi Anti Kristus, yang bisa ditemukan di seluruh Alkitab. Beberapa nama yang menunjuk kepada Anti Kristus adalah: “binatang” (Wahyu 13:4), “pembinasa keji” (Mat 24:15), “yang membinasakan” (Dan 9:27), “manusia pendosa”, “manusia durhaka”, “manusia yang binasa” (2 Tes 2), “tanduk kecil” (Dan 7:8), “orang Asyur” (Mikah 5:5, Yes 10:5, 14:25), “penindas”, “raja Babilonia” (Yes 14), dan bahkan “Gog” (Yeh 38:1, Why 20:7) yang misterius. Ada beberapa nama lain dalam Alkitab yang juga dipakai untuk menunjuk pada Anti Kristus.
Namun yang lebih penting daripada nama-nama yang tidak umum ini adalah, siapakah sesungguhnya Anti Kristus itu? Dalam pasal ini, kami akan mengulas beberapa gambaran utama dan tindakan-tindakan yang dilakukan Anti Kristus berdasarkan Alkitab. Penelitian kami juga akan terfokus pada beberapa persamaan khusus antara Anti Kristus dan Sang Mahdi.

Pasal 4 - Sang Mahdi: Mesias Yang Dinantikan Dalam Islam

Di antara Kiamat Besar, hal yang paling dinantikan dan merupakan tanda utama adalah penantian Muslim akan kedatangan seorang manusia yang dikenal sebagai, “Sang Mahdi.” Dalam bahasa Arab, al-Mahdi berarti “Yang dibimbing.”1 Dalam Muslim Shi’a, ia juga dikenal sebagai Sahib Al-Zaman atau Al-Mahdi al-Muntadhar, artinya: “Penguasa Jaman” dan “Yang Dinanti-nantikan.” Sang Mahdi adalah manusia utama dalam Kiamat Besar. Hal ini dikonfirmasi oleh Ibn Kathir, akademisi Muslim termasyur pada abad VIII:
Setelah tanda-tanda yang lebih kecil (lesser signs), dan Saatnya telah kelihatan dan semakin meningkat, yaitu ketika umat manusia mencapai titik penderitaan terbesar. Kemudian Mahdi yang dinanti-nantikan akan datang; Dia adalah tanda pertama yang begitu jelas waktu kedatangannya.2

Kedatangan Mahdi merupakan elemen pusat yang diagung-agungkan dalam semua cerita akhir jaman Islam. Begitu pentingnya kedatangan Mahdi bagi eskatologi Islam, sehingga beberapa cendekiawan Muslim bahkan tidak menyebutkan “Kiamat Kecil”, akan tetapi menyebut mereka sebagai “tanda-tanda yang datang bersamaan dengan Sang Mahdi.”3 Meskipun ada beberapa perbedaan keyakinan antara sekte Suni dan Shi’a, dan kendati beberapa kelompok dalam Suni menolak perbedaan itu sama sekali; keyakinan umum mengenai Sang Mahdi bukanlah isu satu aliran saja, tetapi diterima oleh kebanyakan Muslim di seluruh dunia. Menurut Shaykh Muhammad Hisham Kabbani, ketua Islamic Supreme Council of America:

Pasal 6 - Yesus Muslim

Setelah kemunculan atau “kebangkitan” Sang Mahdi, peristiwa terpenting kedua dalam Kiamat Besar adalah kedatangan kembali Yesus Kristus. Orang-orang Kristen yang mengasihi Yesus menjadi bersemangat dengan adanya prospek bahwa bahkan orang Muslim mencari-cari dan menanti-nantikan kedatangan-Nya kembali. Sayangnya, kepercayaan Islam mengenai kedatangan Yesus dan apa yang Ia lakukan ketika kembali, sangatlah berbeda dengan apa yang dipercaya orang Kristen mengenai kedatangan Yesus.

Hal pertama yang perlu dipahami oleh orang Kristen mengenai kepercayaan Islam tentang Yesus adalah, Muslim menolak gagasan bahwa Yesus ialah dan akan selalu menjadi Putera Tuhan. Menurut Islam, Yesus bukanlah sosok yang diceritakan dalam Alkitab, yaitu Tuhan dalam daging. Kedua, dalam kepercayaan Islam, Yesus tidak pernah mati di kayu salib demi dosa-dosa manusia. Secara khusus Qur’an menyangkali bahwa Yesus disalibkan atau mengalami kematian. Muslim percaya setelah Allah secara ajaib melepaskan Yesus dari kematian, Dia diangkat ke surga dengan cara yang sama dengan cerita Alkitab tentang Elia. Sejak saat itu, Muslim percaya, Yesus tinggal bersama Allah dan menunggu kesempatan-Nya untuk kembali ke bumi guna menyelesaikan pelayanannya dan melengkapi kehidupannya. Dengan demikian, dalam pemikiran Islam, Yesus sama sekali bukanlah “juruselamat”.

Pasal 7 - Perbandingan Antara Nabi Palsu dan Yesus Muslim

Secara mengagumkan, persamaan antara cerita Alkitab dan cerita Islam mengenai akhir jaman tidak berakhir dengan Anti Kristus dan Sang Mahdi saja. Seandainya berakhir begitu saja, maka akan lebih mudah untuk menganggap persamaan-persamaan itu sebagai kebetulan belaka. Kesamaannya tidak berhenti dengan Anti Kristus dan Sang Mahdi saja, akan tetapi lebih jauh lagi, menyentuh sosok yang dalam Alkitab dikenal dengan sebutan Nabi Palsu, dan sosok itu dikenal dalam Islam sebagai Isa al-Masih – Yesus Sang Mesias.

Rencana khusus Setan sepanjang sejarah sangatlah jelas dalam Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa Setan akan membangkitkan tidak hanya satu, melainkan dua orang agennya untuk memalingkan manusia dari penyembahan kepada Satu Tuhan Yang Benar. Manusia pertama yang akan digunakan Setan adalah Anti Kristus. Kita telah melihat perannya dalam pasal 5. Manusia kedua adalah orang yang secara Alkitabiah dikenal sebagai Nabi Palsu. Kita pun akan segera melihat perannya.

Persekutuan Jahat antara Anti Kristus dan Nabi Palsu
Sifat hubungan Nabi Palsu dalam Alkitab dengan Anti Kristus dapat disamakan dengan hubungan antara pelaku kejahatan. Hanya dalam kitab terakhir Alkitab kita dapat mempelajari tentang Nabi Palsu. Rasul Yohanes merupakan orang pertama dan satu-satunya penulis Alkitab yang menerima pewahyuan mengenai bantuan yang diterima Anti Krisrus ini. Dalam Wahyu pasal 13, Yohanes memperkenalkan kita kepada orang yang dideskripsikan sebagai “binatang lain” akan tetapi kemudian dalam Kitab Wahyu disebut sebagai Nabi Palsu:

Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu…..
Wahyu 13:11-14

Dari bacaan ini, kita bisa melihat beberapa hal mengenai Nabi Palsu. Pertama-tama dia akan disebut seekor binatang. Dia adalah, seperti halnya Anti Kristus, seorang manusia yang dikuasai Setan. Dia merupakan sebuah pion bagi Si Naga, melaksanakan kehendak Naga di dunia ini. Akan tetapi bukannya memiliki sepuluh tanduk, ia hanya memiliki dua tanduk. Tanduk-tanduk itu menunjukkan otoritas. Dengan jelas Nabi Palsu memiliki kekuasaan dan otoritas, namun tidak sama dengan yang dimiliki Anti Kristus yang dikatakan memiliki sepuluh tanduk. Kita juga melihat bahwa Nabi Palsu juga melakukan mujizat. Di antara banyak mukjizat yang dilakukannya, satu hal dikatakan secara khusus: Dia akan menurunkan api dari langit. Alasan utama Nabi Palsu melakukan tanda-tanda ajaib adalah untuk membuat penghuni bumi mengikuti bahkan menyembah Anti Kristus. Kedua orang itu digambarkan sebagai sebuah tim, sebuah kemitraan dengan satu tujuan yang sama – penyesatan, godaan, dan penyimpangan semua orang yang menyembah YAHWEH, Tuhan dalam Alkitab.

Persekutuan Jahat antara Sang Mahdi dan Yesus Muslim

Seperti dalam cerita Islam mengenai hari-hari terakhir, kita tidak hanya menemukan satu karakter saja yang akan menyelamatkan dunia, akan tetapi kita akan menemukan sebuah tim. Kita menemukan baik Sang Mahdi maupun Yesus Muslim. Dan seperti kasus Anti Kristus dan Nabi Palsu, kita menemukan dengan jelas bahwa yang satu mendukung sementara yang lain memimpin. Sementara Sang Mahdi dengan jelas dideskripsikan sebagai “wakil pemerintahan (kekalifahan) Allah,”1 Yesus dideskripsikan sebagai orang yang akan “mendukung perkara-perkara Sang Mahdi”3 dan “mengikuti dia.”2 Kemitraan antara Sang Mahdi dan Yesus adalah hubungan antara pemimpin dan anah buahnya. Dan seperti yang telah kita lihat sebelumnya, dan yang akan terus kita lihat, kemitraan antara Sang Mahdi dan Yesus sungguh merupakan suatu bentuk kemitraan yang jahat – khususnya bila anda bukanlah seorang Muslim dan tidak berniat menjadi Muslim. Dalam kasus seperti ini, maka anda divonis untuk mati – singkat dan sederhana. Yesus versi Muslim adalah versi terbalik dari Alkitab yang mengatakan:
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
Yohanes 6:38-40

Bukannya melakukan “perkara” milik Bapa, Yesus Muslim malahan mendukung perkara milik Sang Mahdi. Bukannya menyelamatkan pengikut-pengikut-Nya yang telah Bapa hapuskan dosa-dosanya, Yesus Muslim malahan membantai mereka yang tetap setia pada kata-kata Yesus yang ditemukan dalam Alkitab. Yesus Muslim bukanlah gembala yang lembut dan kuat seperti yang diceritakan dalam Injil, namun seperti seekor serigala dengan baju gembala.


Nabi Palsu sebagai Pemimpin Pelaksana Anti Kristus

Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Tuhan mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
2 Tesalonika 2:9-12

Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi…..Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
Wahyu 13:11, 13

Kita lihat dalam Alkitab bahwa Nabi Palsu akan datang dengan “segala rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa…” Dia akan melakukan “tanda-tanda yang dahsyat, bahkan menurunkan api dari langit ke bumi…..(untuk menyesatkan) penghuni bumi.” Akan tetapi setelah perbuatan-perbuatan ajaibnya gagal mengubah satu orang terakhir di bumi menjadi Muslim, dia akan membuat sebuah sistem di mana penduduk bumi hanya akan memiliki dua pilihan; menyembah Anti Kristus atau dibunuh. Nabi Palsu dikatakan akan menciptakan sebuah “gambar,” kemungkinan sebuah bentuk berhala atau patung yang memiliki kemampuan untuk “bicara.” Sesungguhnya kita akan melihat bentuk “gambar” ini:

Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh
Wahyu 13:15

Terdapat sesuatu yang sangat tidak biasa mengenai gambar ini yang “mampu berbicara dan menyebabkan semua orang yang menolak menyembah akan dibunuh.” Seolah-olah gambar itu sendiri akan memiliki kemampuan untuk melaksanakan hukum Nabi Palsu; gambar itu akan memiliki kemampuan untuk membuat orang-orang terbunuh. Tampaknya ini sejalan dengan “tanda binatang” yang merupakan bagian dari sistem yang dibuat Nabi Palsu. Semua penduduk bumi akan “dipaksa, setiap orang, besar dan kecil, kaya dan miskin, orang merdeka maupun budak, untuk menerima tanda pada tangan kanan atau dahinya, sehingga dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.” (Wahyu 13:17)
Jadi menurut Alkitab, Nabi Palsu adalah pelaksana gerakan penyembahan Anti Kristus. Bayangkanlah sejenak, sebuah penyebar agama yang melakukan mujizat yang sepenuhnya dikuasai Setan dan menolak menerima jawaban “tidak”, disertai ancaman kematian. Hal ini adalah apa yang akan dilakukan oleh Nabi Palsu.

Yesus Muslim sebagai Pemimpin Pelaksana Sang Mahdi
Menurut Islam, Yesus Muslim akan menjadi penyebar agama terbesar yang pernah dilihat di bumi. Dia memenuhi deskripsi Nabi Palsu sejak permulaan! Kita lihat bahwa Yesus Muslim ini palsu, seperti halnya Nabi Palsu datang untuk mengubah dunia Kekristenan menjadi sebuah agama baru. Dalam kasus Yesus Muslim ini, Islam tentu saja adalah agama baru yang dimaksud:
Ketika Yesus kembali dia akan secara pribadi mengkoreksi tafsiran-tafsiran yang salah mengenai dirinya. Dia akan menegaskan pesan sebenarnya yang dia bawa ketika dahulu Ia datang sebagai nabi; dan bahwa dia tidak pernah menyebut dirinya sebagai Anak Tuhan. Lebih jauh lagi, dia akan menegaskan ulang kedatangannya kembali sebagaimana yang telah ia nubuatkan pada kedatangan yang pertama, dimana Ia ada menyebutkan kedatangan Sang Pembawa Pesan, yaitu Nabi Muhammad. Dalam kedatangannya yang kedua, banyak non-Muslim yang akan menerima Yesus sebagai hamba Allah, sebagai seorang Muslim dan anggota Komunitas Muhammad.4

Meskipun hanya melihat dekripsi di atas, kekuatan Yesus untuk mengubah terlihat dari kata-katanya yang persuasif, kehadirannya, dan tindakan-tindakan melakukan mujizat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Seperti halnya Nabi Palsu, Yesus Muslim menolak untuk menerima jawaban “tidak.” Seperti yang bisa dilihat di atas, Yesus bersama dengan Sang Mahdi akan menegakkan Hukum Islam di seluruh bumi dan ketika melakukannya, mereka akan menghapuskan pajak jizyah di mana orang-orang non-Muslim memiliki pilihan untuk membayar uang “perlindungan” seperti yang biasa diberlakukan oleh bos-bos mafia dalam area bisnis mereka. Setelah pajak jizyah dihapuskan, “semua orang diharuskan untuk memeluk Islam dan tidak akan ada pilihan lain.”5 Namun bagaimana dengan beberapa orang yang menolak untuk memeluk Islam? Maka, seperti yang telah kita lihat, pemimpin-pemimpin agama yang disebut sebagai “agama damai,” Sang Mahdi dan Yesus Muslim akan mengeksekusi mereka.

Nabi Palsu sebagai Algojo
Dari deskripsi Alkitab mengenai Nabi Palsu, kita pelajari bahwa salah satu motivasi utama di belakang rencananya menciptakan “gambar untuk menghormati binatang” adalah agar mereka yang menolak penyembahan itu bisa dibunuh:

Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu. Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
Wahyu 13:14,15

Selanjutnya ada referensi khusus mengenai cara orang-orang itu dibunuh:

Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Tuhan; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka;
Wahyu 20:4


Alkitab mengatakan kepada kita bahwa mereka yang menolak untuk berpartisipasi dalam sistem yang dibuat oleh Nabi Palsu, yang menolak untuk menyembah Anti Kristus atau gambarnya, mereka semua akan dibunuh. Metode spesifik yang digarisbawahi oleh Alkitab adalah pemenggalan kepala. Kita akan mendiskusikan fakta ini lebih mendalam di pasal 14. Nabi palsu akan menjadi algojo terbesar sepanjang sejarah manusia.

Yesus Muslim sebagai Algojo
Dan apa bedanya dengan Yesus Muslim? Kita telah melihat dalam tradisi-tradisi Islam bahwa Yesus akan menghapuskan pajak jizyah sehingga hanya meninggalkan dua pilihan bagi orang-orang Kristen dan Yahudi di seluruh dunia: memeluk Islam atau mati.

Yesus, putra Maria akan segera turun di antara orang-orang Muslim sebagai hakim yang adil….Maka Yesus akan, mengadili berdasarkan Hukum Islam…semua orang akan diharuskan untuk memeluk Islam dan tidak akan ada pilihan lain.6


Waktu dan tempat bagi itu (pajak) akan berakhir tepat ketika Yesus turun. Setelah kedatangannya yang terakhir, tidak ada hal lain yang akan diterima selain Islam, karena pemberlakuan pajak hanya efektif hingga turunnya Yesus.7

Kita juga telah melihat tradisi-tradisi Islam yang menggambarkan Yesus sebagai pemimpin pasukan pembantai puluhan ribu orang Yahudi yang dikatakan sebagai pengikut Dajjal (Anti Kristus).

Kaum Yahudi….akan menjadi pengikuti-pengikut utamanya.8

Isa (Yesus) membunuh Dajjal di Gerbang Hudd, dekat pelabuhan udara milik Israel, di lembah :”Ifiq.” Perang terakhir antara Yahudi akan berlangsung, dan kaum Muslim akan menjadi pemenang.9

Pada saat-saat terakhir kaum Muslim akan melawan orang-orang Yahudi. Karena orang Yahudi adalah bagian integral dari pasukan Dajjal, dan Muslim adalah prajurit dari Nabi Yesus. Mereka akan berperang satu sama lain dan kaum Muslim akan menjadi pemenang bahkan hingga sebuah batu atau pohon mengatakan: Kemarilah Muslim, ada seorang Yahudi di belakangku; bunuhlah dia.10

Nabi Palsu dalam Alkitab dan Yesus Muslim kedua-duanya dideskripsikan akan menegakkan sistem hukum yang akan menyebabkan eksekusi massal bagi setiap orang yang menolak untuk memeluk agama baru dunia.

Naga Berbulu Domba
Kita semua pasti pernah mendengar ungkapan “serigala berbulu domba.” Kebanyakan orang tidak tahu bahwa ungkapan ini pertama kali muncul dari mulut Yesus. Menariknya, ketika Yesus mengatakan ungkapan ini, Dia secara khusus sedang merujuk kepada nabi-nabi palsu. Bunyi ungkapan itu adalah demikian: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas” (Mat 7:15). Dengan demikian, nabi-nabi palsu yang ada hanyalah bayangan dari Nabi Palsu yang digambarkan oleh Rasul Yohanes sebagai sosok yang “bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga” (Wah 13:11). Hal ini untuk mengatakan bahwa Nabi Palsu akan terlihat lemah lembut – seorang yang “seperti domba”, namun di dalamnya dia adalah manusia yang sungguh dikuasai Setan sendiri. Dia akan dipenuhi dengan penyesatan, pembunuhan, kemarahan, dan kebencian. Tujuannya adalah untuk menyesatkan sebanyak mungkin orang sehingga menyembah Naga.
Penampilan Nabi Palsu yang seperti “domba” mungkin juga merupakan referensi akan gagasan bahwa Nabi Palsu akan menyebut dirinya Sang Domba, yaitu Yesus Kristus (Yoh 1:36; Wah 5:6,13). Hal ini masuk akal jika kita memperhatikan peringatan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Matius pasal 2. Berulang kali, Yesus memperingatkan murid-muridNya mengenai banyak nabi palsu yang akan datang menjelang akhir jaman. Akan tetapi dalam peringatan pertama yang Yesus berikan kepada murid-muridNya ketika mereka menanyakan cirri-ciri Hari Akhir sebelum kedatanganNya kembali, Yesus mengatakan, “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (Mat 24:4-5) Meskipun saya tidak percaya bahwa setiap nabi palsu yang bermunculan menjelang akhir jaman akan menyebut dirinya Kristus, adalah jelas bahwa beberapa di antaranya akan berkata demikian. Dan jika Nabi Palsu di Wahyu 13 merupakan pola dasar dan model bagi semua nabi palsu, maka ada alasan bahwa Nabi Palsu akan menyebut dirinya Yesus Kristus. Hal ini tentu saja merupakan rencana yang sangat brillian (meskipun jahat). Siapa lagi yang dapat menjadi back-up dan pelayan utama propaganda anda selain orang yang akan dipercaya dunia sebagai Yesus Kristus? Tampaknya hal inilah yang direncanakan Setan bagi Anti Kristus/Mahdi.

Kesimpulan
Orang Muslim sangat senang menggunakan Yesus sebagai alat penyebar agama di antara orang Kristen. Berbagai buku Muslim yang telah diterbitkan memuji kebesaran Yesus dan mengungkapkan kasih yang mendalam bagiNya. Sebuah situs Muslim bahkan mengatakan bahwa “Yesus membimbing saya ke Islam.” Orang Muslim menggunakan Yesus sebagai alat penarik orang-orang Kristen, agar meyakinkan mereka tentang kebenaran Islam. Namun Yesus yang dipromosikan dalam Islam berbeda dengan Yesus Muslim yang datang untuk membuka identitas sejatinya sebagai fundamentalis Islam yang paling radikal. Yesus yang datang kembali dalam tradisi Muslim membuat Osama Bin Laden terlihat seperti seorang pemula. Dia digambarkan akan datang untuk menegakkan Hukum Islam di seluruh planet, dan yang akan melegalkan hukuman mati bagi siapa pun yang menolak untuk memeluk Islam. Dia digambarkan memimpin pasukan yang akan membantai puluhan ribu orang Yahudi yang dikatakan akan menjadi pengikut-pengikut Dajjal. Jika ada orang seperti itu, yang bisa disebut sebagai “binatang”, maka Yesus Muslim-lah orang itu.
Orang-orang Muslim sedang menantikan seorang manusia yang akan datang dengan menyebut dirinya Yesus Kristus. Dia akan diperkenalkan sebagai domba. Jika manusia itu hidup, dia akan mengklaim berdasarkan hukum Islam bahwa dia telah hidup di surga selama dua ribu tahun terakhir ini, dan menunggu untuk kembali guna menyelesaikan hidupnya dan menuntaskan tugasnya di bumi. Manusia itu adalah seorang pembohong. Dia akan menjadi murid sejati gurunya, bapa segala kebohongan. Dia akan datang menggenapi apa yang dikatakan Alkitab, yaitu menjadi pemimpin yang memenuhi keinginan Setan, untuk menyesatkan orang Kristen dan Yahudi – sungguh seluruh dunia akan jatuh menyembah dia atau dibunuh. Di dalam Alkitab, kita lihat bahwa ini adalah tujuan utama Setan ketika membangkitkan Nabi Palsu. Deskripsi Alkitab mengenai Nabi Palsu dan deskripsi Islam mengenai Yesus Muslim pada intinya adalah sama.

Pasal 8 - Dajjal: Anti Kristus Versi Islam

Karakter utama ketiga yang mendominasi eskatologi Islam adalah manusia dengan gelar lengkap Al-Maseeh (Sang Mesias) Ad-Dajjal, (Si Pendusta/Penyesat). Biasa disebut Dajjal, dia adalah karakter aneh dengan deskripsi dan cerita yang jauh lebih fantastis daripada Sang Mahdi atau Yesus Muslim. Ada beberapa hadis yang memuat deskripsi Dajjal ini. Di sini kita hanya akan menyentuh tradisi yang paling umum untuk memberikan garis besar mengenai sosok misterius dan asing ini.

Penyesat Besar
Dajjal dideskripsikan sebagai seorang penyesat yang akan memiliki kekuatan ajaib dan akan memegang kekuasaan sementara di seluruh bumi:

Nabi memperingatkan kita bahwa pada hari-hari terakhir akan ada seseorang yang akan menyesatkan umat manusia. Dajjal akan memiliki kekuasaan atas dunia. Maka dari itu, kaum Muslim harus waspada, tidak menyimpan cinta kepada dunia dalam hati mereka sehingga mereka tidak meninggalkan agama demi dia. Dia akan mampu menyembuhkan orang sakit dengan menyapukan tangannya di atas mereka, seperti yang dilakukan Yesus. Akan tetapi dengan penyesatan ini, Dajjal akan menjatuhkan orang-orang ke jalan neraka. Karena Dajjal adalah Mesias palsu, atau Anti Kristus (Massih ad-Dajjal). Dia akan berpura-pura menjadi Mesias, dan menyesatkan manusia dengan menunjukkan kekuatan yang menakjubkan.1

Bermata Satu
Barangkali referensi yang paling sering dikutip mengenai Dajjal ini adalah bahwa dia buta pada salah satu matanya. Namun, bagaimana pun juga Hadis mengenai buta sebelah ini bersifat kontradiktif:
Pembawa pesan Allah menyebutkan Dajjal di hadapan orang banyak dan berkata: Allah tidaklah bermata satu dan lihatlah Dajjal akan buta mata kanannya, dan matanya menyerupai anggur yang mengapung.2


Pembawa pesan Allah mengatakan: Dajjal buta pada mata kirinya dengan rambut yang tebal dan akan ada kebun dan api bersamanya, dan apinya akan menjadi kebun dan kebunnya akan menjadi api.3

Kafir
Dajjal terkadang dikatakan memiliki huruf “Kafir” (Kaafir) tertulis di antara matanya, kemungkinan di dahinya. Akan tetapi huruf ini hanya dapat dimengerti oleh orang Muslim sejati, bukan oleh orang lain:
Pembawa pesan Allah mengatakan: Dajjal buta pada satu matanya dan ada tulisan di antara matanya kata “kaafir” (kafir). Dia kemudian mengeja kata itu k.f.r., yang akan terbaca oleh setiap Muslim.4


Yang sangat penting adalah, huruf “Kafir” ini hanya terbaca oleh orang-orang percaya, melek huruf maupun buta huruf. Orang-orang tidak percaya: meskipun dia dididik di “Oxford” atau “Harvard” tidak akan mampu membacanya.5

Pembuat Mujizat Palsu
Sheikh Kabbani mendeskripsikan beberapa kekuatan ajaib Dajjal:
Dajjal akan memiliki kekuatan jahat. Dia akan meneror umat Muslim agar mengikutinya, mengubah mereka menjadi orang tidak percaya. Dia akan menyembunyikan kebenaran dan mempertunjukkan ketidakbenaran. Nabi mengatakan bahwa Dajjal akan memiliki kekuatan untuk menunjukkan bayangan leluhur yang sudah meninggal di tangannya, seperti layar televisi. Anggota keluarga itu akan mengatakan, “Oh, puteraku! Orang ini benar. Aku berada di Surga karena aku berlaku baik dan mengikutinya.” Pada kenyataannya angota keluarga itu berada di dalam neraka. Jika anggota keluarga itu mengatakan, “Percayalah pada orang ini, aku ada di neraka karena tidak mempercayainya,” maka orang harus mengatakan ini kepada Dajjal, “Tidak, dia berada di Surga. Ini bohong.”6


Nabi mengatakan: Dajjal akan berkata kepada seseorang dari suku Arab Bedouin, “apa yang akan kamu pikirkan jika aku membawa ayah dan ibumu hidup kembali untukmu? Akankan kamu bersaksi bahwa aku Tuhanmu? Orang Bedouin itu akan berkata, “Ya.” Maka dua setan yang menampakkan diri sebagai ayah ibunya akan berkata, “Oh, anakku, ikutilah dia karena dia adalah Tuhanmu…”7


Dajjal akan menyebut dirinya sebagai Yesus Kristus
dan bersifat Ilahi

Tradisi-tradisi di atas menunjukkan bahwa tanda-tanda penyesatan Dajjal akan digunakan untuk membawa orang-orang menjadi percaya bahwa Dajjal adalah “tuhan” mereka. Para cendekiawan Muslim secara umum menyimpulkan bahwa Dajjal akan menyebut diriya ilahi. Menurut cendekiawan Muslim yang sangat terkenal, Abu Ameenah Bilal Philips, Dajjal, “akan menyebut dirinya ilahi.”8
Meskipun tidak ada tradisi khusus yang secara langsung menyatakan demikian, sebagai hasil dari fakta bahwa Dajjal, menurut tradisi Islam, merupakan Mesias Yahudi Palsu yang menyebut dirinya sebagai Tuhan, kebanyakan Muslim menyimpulkan bahwa Dajjal akan menyebut dirinya bernama Yesus Kristus.


Dajjal dan Keledai Ajaibnya
Cendekiawan Muslim, Muhammad Ali ibn Zubair Ali berkata demikian mengenai Dajjal, “Dia akan bepergian dengan kecepatan tinggi dan kendaraannya adalah keledai raksasa…Dia akan menjelajahi seluruh bumi.”9 Yang aneh, hal ini juga memiliki kemiripan dengan Yesus sebagai Mesias yang mengendarai keledai sewaktu memasuki Yerusalem selama minggu terakhir pelayanan-Nya.

Kota-Kota Pengungsian
Dikatakan bahwa ada tiga kota yang tidak akan dimasuki Dajjal: Mekah, Madina, dan Damaskus. Orang-orang Muslim didorong untuk mencari perlindungan dari Dajjal di dalam ketiga kota ini:
Nabi mengatakan: “Ad-Dajjal akan datang ke Madina dan menemukan malaikat-malaikat menjaganya. Jadi sesuai kehendak Allah, tidak Dajjal, maupun wabah yang akan mampu mendekati kota itu.”10
Kedatangan Anti Kristus (Dajjal) harus terjadi pada Hari-hari Terakhir. Kejadian menakutkan ini sedang mendekat, dan pada waktu itu hanya tiga kota yang akan selamat: Mekah, Madina, dan Sham (Damaskus). Siapa pun yang menginginkan keselamatan saat itu haruslah dia lari menuju salah satu dari ketiga kota ini.11

Selain ketiga kota ini, dikatakan bahwa Dajjal akan memasuki setiap daerah, kota, dan desa di dunia untuk mencobai dan barangkali menyesatkan setiap manusia yang hidup.12

Surah Perlindungan
Orang-orang Muslim percaya bahwa jika mereka menghapal suatu bagian khusus dari Qur’an maka mereka akan terlindung dari Dajjal. Hal ini menyerupai jimat berupa kata-kata yang melindungi seseorang dari kekuatan jahat:
Apabila Dajjal datang kepada seseorang yang telah menghapal sepuluh ayat pertama Surah al Kahf dia tidak bisa membahayakannya. Dan siapa pun menghapal ayat terakhir Surat al-Kahf akan beroleh terang pada Hari Penghakiman.


Seorang Yahudi dan Akan Diikuti oleh Orang Yahudi
dan Kaum Wanita

Berdasarkan berbagai tradisi Islam, orang Muslim percaya bahwa yang menjadi Dajjal adalah orang Yahudi. Judul buku yang ditulis oleh seorang Muslim, Matloob Ahmed Qasmi, Emergence of The Dajjal, The Jewish King, membuat keterangan yang jelas mengenai hal ini. Imam Sheikh Ibrahim Mahdi dari Otoritas Palestina menyampaikan perspektif Islam mengenai perkiraan tentang masyarakat Yahudi dengan baik pada salah satu kotbahnya:
Orang-orang Yahudi menantikan mesias Yahudi yang salah, sementara kita menantikan, dengan bantuan Allah….Sang Mahdi dan Yesus, damai beserta dia. Tangan Yesus yang murni akan membunuh mesias Yahudi palsu itu. Di mana? Di kota Tuhan, di Palestina. Palestina akan menjadi kuburan bagi para penyusup, seperti yang terjadi di masa lalu.14

Samuel Shahid, seorang cendekiawan Kristen Arab, dalam penelitian ilmiahnya mengenai eskatologi Islam mengatakan bahwa Dajjal akan menjadi “perwujudan harapan dan penantian orang Yahudi. Bagian penting dari pasukannya yang direkrut adalah Yahudi.”15
Seperti yang disebutkan dalam bab terakhir, kebanyakan para pengikut Dajjal akan terdiri dari orang Yahudi dan wanita. Disebutkan bahwa para wanita sangatlah bodoh dan sangat mudah ditipu. Veliankode menyatakan, “Sementara itu, kaum wanita juga akan jatuh ke jalan Anti Kristus yang menyimpang karena ketidakwaspadaan dan kebodohan mereka terhadap Islam.”16

Dibunuh oleh Yesus Muslim
Seperti yang disebutkan dalam pasal sebelumnya,Yesus Muslim akan membunuh Dajjal dan para pengikutnya:
Pembawa pesan Allah mengatakan: …..waktu berdoa datang dan kemudian Yesus anak Maria akan turun dan memimpin mereka dalam doa. Ketika musuh Allah (Dajjal) melihat dia….Allah akan membunuh mereka dengan tanganNya (Yesus), dan dia akan menunjukkan darah mereka di tombaknya (tombak milik Yesus Kristus).17

Pasal 9 - Perbandingan Antara Yesus Alkitab Dan Dajjal

Persamaan ketiga yang menakjubkan antara eskatologi Alkitab dan eskatologi Islam adalah sosok Dajjal, Anti Kristus versi Islam dengan Yesus Kristus. Terlepas dari deskripsi liar dan fantastis mengenai Dajjal, jika kita melihat kepercayaan Muslim tentang Dajjal pada poin-poin yang paling penting dan sederhana, kita pada dasarnya akan menemukan manusia yang akan menyebut dirinya ilahi dan bernama Yesus Kristus Mesias Yahudi. Dia akan membela Israel melawan Sang Mahdi dan Yesus Muslim, dan dia akan menyesatkan banyak orang sehingga meninggalkan Islam.

Meskipun saya tentu saja tidak percaya pada sosok yang dideskripsikan dalam tradisi Islam – seorang penyesat besar yang buta sebelah, terbang mengelilingi bumi di atas keledai raksasa – akan didapatkan Yesus (yang sesungguhnya) yang dalam beberapa hal penting akan memenuhi perkiraan deskripsi Dajjal.

Kembalinya Yesus Kristus
Yesus yang sesungguhnya memang akan datang sebagai sosok pembela ilahi bagi Israel dan rakyatnya, serta bagi anak-anak spiritual Israel yaitu orang-orang Kristen. Jika nubuatan-nubuatan Islam memang menyalin nubuatan Alkitab yang telah tersingkap, maka kita bisa melihat bagian dari strategi Setan yaitu ketika Yesus kembali, pada saat itu juga akan ada pemimpin agama di dunia ini yang akan menyebut dirinya sebagai Yesus; tetapi ia sebenarnya adalah Nabi Palsu. Jika hal ini benar, maka umat Muslim di seluruh dunia akan mengutuk Yesus yang asli sebagai Dajjal, Anti Kristus Muslim/Penyesat Besar. Umat Muslim akan diyakinkan dalam dengan sebuah fakta bahwa orang Yahudi yang bertahan hidup di bumi akan mengenali Yesus sebagai Mesias mereka. Setidaknya 600 tahun sebelum Islam ada, nabi-nabi Yahudi dan rasul-rasul Yahudi menggambarkan kejadian kembalinya Yesus ke Israel, mengalahkan musuh-musuhnya dan akhirnya memperoleh penerimaan penuh di antara orang Yahudi:

Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
Zakaria 12:10

Sesungguhnya, akan datang hari yang ditetapkan Yahweh…..akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran. Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur.
Zakaria 14:1,3,4

Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub…”
Roma 11:26

….memeteraikan hamba-hamba Tuhan kami pada dahi mereka!" Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel….Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru…
Wahyu 7:3-4; 14:1,3

Kita lihat bahwa ketika Yesus kembali untuk “menghancurkan segala bangsa, kemudian menyerang Yerusalem,” “kakiNya akan (secara harfiah) berjejak di atas Bukit Zaitun.” Yesus akan secara fisik hadir di Yerusalem. Pada waktu itu, dikatakan bahwa orang-orang Yahudi yang hidup di Israel akan melihat Dia dan menyadari bahwa Dia adalah “orang yang telah mereka tikam, dan mereka akan meratapi Dia.” Oleh karena itu pengenalan Yesus sebagai Mesias Yahudi yang asli dan Juruselamat Ilahi akan memenuhi hati mereka dan, “seluruh Israel akan diselamatkan.”

Tradisi-Tradisi Islam
Tentu saja, berdasarkan tradisi-tradisi Islam, Muslim berpikiran orang-orang Yahudi akan mengenali Dajjal sebagai Mesias Yahudi Ilahi. Maka dalam pikiran Muslim, Yesus dalam Alkitab akan memenuhi tiga ekspektasi utama mengenai Dajjal. Dengan jelas, tradisi-tradisi ini akan dimanfaatkan oleh Setan, tidak hanya untuk mencegah orang Muslim di dunia untuk menerima Yesus yang asli ketika Dia datang, tetapi secara harafiah mendorong mereka untuk menyerangNya. Plot ini tidak pernah berhenti. Pikirkanlah pernyataan berikut oleh seorang ahli Muslim, Osamah Abdallah. Pertanyaan yang ditujukan kepadanya adalah, “Apa yang dipercaya umat Muslim mengenai Akhir Dunia dan peran Yesus di dalamnya?” Jawabannya sangat mengagetkan seperti yang tertulis dalam diskusi berikut:

Singkatnya, umat Kristen percaya bahwa Yesus akan turun ke bumi dan membela negara Israel….Ironisnya bagi saya adalah bahwa orang-orang Yahudi yang dibela oleh Yesus itu tidak pecaya bahwa Yesus adalah Tuhan sendiri, juga bukan nabi Tuhan…Yesus tidak pernah menyukai orang Yahudi….Sekarang tanpa ragu, kita kaum Muslim memiliki cerita yang jauh lebih masuk akal dan tidak ada kontradiksi! Kita percaya bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir dunia untuk melawan pasukan Setan yang kebanyakan terdiri dari orang Yahudi “jahat” atau yang kita sebut sekarang “Yahudi Zionis”, dan juga orang-orang sesat dari Politeis Kristen atau Kristen Tritunggal, serta Politeis Pagan seperti orang Hindu, Buddha, dan lain-lain….. Beberapa orang Yahudi dan banyak Kristen akan berada di sisi yang benar dan terberkati, dan mereka akan berperang di pihak Yesus. Pasukan Setan akan dipimpin oleh orang yang menyebut dirinya Yesus Kristus. Kaum Muslim akan menyebut dia Dajjal si Penyesat. Pasukan Yesus yang sebenarnya akan melawan pasukan Dajjal dan mengalahkan dia. Kerajaan Israel akan jatuh, dan agama Islam akan menang.1

Hal ini cukup mengherankan. Kita lihat bahwa sebagai akibat langsung tradisi akhir jaman Israel, Muslim sedang mengharapkan kedatangan dua Yesus; yang benar dan yang palsu. Dari pernyataan Abdallah, Yesus yang sejati akan dikenali oleh fakta bahwa dia tidak menyukai orang Yahudi; sesungguhnya dia diharapkan akan menyerang dan membantai mereka. Dengan demikian Yesus palsu (menurut Islam) akan dapat dikenali dengan jelas oleh fakta bahwa dia akan membela orang Yahudi. Maka, seperti yang telah kita lihat, Abdallah dan Muslim di manapun sedang mengharapkan kedatangan Yesus Muslim, bersamaan dengan pemimpinnya, Sang Mahdi, untuk menyerang dan melakukan peperangan melawan Dia yang dimengerti oleh orang Kristen sebagai Yesus yang sesungguhnya. Perang Harmagedon yang dinubuatkan dalam Alkitab sungguh akan datang dengan begitu jelasnya.

Pasal 10 - Kembalinya Kerajaan Anti Kristus Islam

Banyak informasi yang telah kita bahas sebelumnya merupakan informasi yang cukup menarik, terutama jika Islam memang merupakan kendaraan utama yang akan digunakan Setan untuk menggenapi perlawanannya yang terakhir terhadap Tuhan Alkitab, yang namaNya adalah YAHWEH (Lihat: Keluaran 3:15, Yesaya 42:8, terjemahan Indonesian Literal Translation). Oleh sebab itu, kita harus menggunakan Alkitab sebagai alat uji utama. Apa yang dikatakan Alkitab mengenai sifat dan munculnya Kerajaan Anti Kristus?

Alkitab dipenuhi dengan bukti-bukti bahwa Kerajaan Anti Kristus hanya akan terdiri dari bangsa-bangsa yang pada hari ini menganut Islam. Jika seseorang hendak melakukan studi mengenai semua contoh yang diperlihatkan oleh dnabi-nabi Yahudi, maka diperlukan penyelidikan yang sangat mendalam. Akan tetapi, untuk mempersingkat, dan demi tujuan kita di sini, kami hanya akan menyajikan argumen-argumen terbatas berdasarkan Alkitab dari Kitab Yehezkiel dan Wahyu. Terlepas dari berbagai argumen umum yang dibuat mengenai kebangkitan kembali Kerajaan Romawi di Eropa sebagai dasar kekuatan Anti Kristus, kita akan melihat dengan cukup jelas hari ini bahwa bangsa-bangsa yang disebutkan Alkitab dimana mereka akan membentuk Kerajaan Anti Kristus, merupakan bangsa-bangsa Muslim. Sangat sederhana. Fakta ini hanya memberi dua pilihan kepada kita. Pilihan pertama adalah mengasumsikan bahwa sebelum kedatangan Anti Kristus, banyak bangsa-bangsa yang Islami akan mengalami transformasi besar-besaran dan meninggalkan akar Islam mereka. Namun masalah dengan pilihan ini: meskipun ada banyak laporan bahwa ada banyak orang Muslim yang secara individual mengikuti Yesus di seluruh dunia Islam, tidak ditemukan banyak tanda-tanda konkret yang menunjukkan bahwa bangsa-bangsa itu meninggalkan akar Islam mereka dalam skala yang luas. Pada kenyataannya, banyak bangsa yang kita lihat saat ini tengah mengalami kebangkitan Islam Fundamentalis yang menyapu bersih tanahnya. Meski demikian, selama bertahun-tahun saya telah mendengar pengajar-pengajar Alkitab mengungkapkan bahwa pada kedatangan hari terakhir, Islam sebagai sebuah agama, akan gagal dan menjadi tidak relevan. Kecenderungan statistik saat ini, untuk jangka panjang tidak mendukung pendapat itu.

Pilihan lainnya yang jauh lebih masuk akal adalah, dengan menyimpulkan bahwa Kerajaan Anti Kristus yang akan datang memang merupakan sebuah kerajaan Islam. Maka Fakta bahwa Islam akan mendominansi semua bangsa yang berpartisipasi dalam Kerajaan Anti Kristus seharusnya cukup untuk membuat para cendekiawan dan mahasiswa Alkitab yang mempelajari eskatologi untuk setidaknya memikirkan dengan serius peranan Islam di hari-hari terakhir.

Pada bab ini kita akan melihat bangsa mana yang dikatakan Alkitab akan menjadi pemain utama dalam kerajaan akhir jaman Anti Kristus.

Identifikasi dari Yehezkiel
Nabi Yehezkiel sesungguhnya membuat daftar bangsa-bangsa dari kerajaan terakhir ini secara spesifik, ketika dia menubuatkan serangan Kerajaan Anti Kristus melawan Israel di masa yang akan datang. Di pasal ke-38, Yehezkiel mulai dengan menunjuk langsung Anti Kristus yang disebut Tuhan dengan nama yang tak biasa, “Gog.” Nama Gog adalah gelar khusus penguasa Magog. Ini bisa disamakan dengan Firaun dengan Mesir. Firaun adalah gelar kuno yang khusus dipakai bagi para penguasa Mesir, dan “Gog” adalah gelar khusus bagi wilayah Magog.

Datanglah firman YAHWEH kepadaku: "Hai anak manusia, tujukanlah mukamu kepada Gog di tanah Magog, yaitu raja agung negeri Mesekh dan Tubal dan bernubuatlah melawan dia dan katakanlah: Beginilah firman YAHWEH Elohim: Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, hai Gog raja agung negeri Mesekh dan Tubal. Aku akan menarik engkau dengan mengenakan kelikir pada rahangmu dan membawa engkau ke luar beserta seluruh tentaramu, yaitu pasukan berkuda, semuanya berpakaian lengkap, suatu kumpulan orang banyak dengan perisai besar dan kecil dan semuanya berpedang di tangannya. Orang Persia, Etiopia, dan Put menyertai mereka dan semuanya dengan perisai dan ketopong; orang Gomer dengan seluruh bala tentaranya, Bet-Togarma dari utara sekali dengan seluruh bala tentaranya, banyak bangsa menyertai engkau. Bersedialah dan bersiaplah engkau dengan semua kumpulan orang yang menggabungkan diri dengan engkau dan jadilah pelindung bagi mereka.
Yehezkiel 38:1-7

Saya mendorong anda untuk membuka Alkitab anda, dan secara perlahan-lahan membaca seluruh pasal 38 dari Kitab Yehezkiel. Hal khusus yang dideskripsikan Yehezkiel mengenai negara Israel modern cukup mengejutkan. Ketika menubuatkan Anti Kristus, Yehezkiel berkata, “Pada hari yang terkemudian engkau akan datang di sebuah negeri yang dibangun kembali sesudah musnah karena perang, dan engkau menuju suatu bangsa yang dikumpulkan dari tengah-tengah banyak bangsa di atas gunung-gunung Israel yang telah lama menjadi reruntuhan.” Israel digambarkan sebagai, “reruntuhan-reruntuhan yang sudah didiami kembali dan menyerang umat-Ku yang dikumpulkan dari tengah bangsa-bangsa. Mereka sudah mempunyai ternak dan harta benda.” Dengan jelas Yehezkiel sedang menggambarkan Israel modern saat ini.

Jadi Yehezkiel memberikan kita nama-nama spesifik dari negara yang akan terlibat dalam invasi Israel yang akan dipimpin oleh Gog. Mereka adalah Magog, Mesekh, Tubal, Persia, Kus, Put, Gomer, dan Bet-Togarmah, juga “banyak bangsa yang menyertai mereka.”

Apakah Gog adalah Anti Kristus?
Ada perbedaan pendapat di antara para pengajar eskatologi dan ahli Alkitab mengenai identifikasi Gog dan koalisinya. Selama beberapa puluh tahun terakhir ini kebanyakan berpendapat bahwa pasukan bangsa-bangsa yang akan melakukan invasi dalam Yehezkiel 38-39, bukanlah pasukan Anti Kristus, akan tetapi pasukan lain yang akan dipimpin oleh seorang pemimpin dunia lain. Saya secara pribadi menolak gagasan bahwa Gog bukanlah Anti Kristus. Ada sebuah buku kecil yang mempelajari berbagai alasan ini, akan tetapi untuk sekarang, kita hanya akan secara singkat mempelajari alasan-alasan utama mengapa saya berpikir bahwa Gog sungguh merupakan Anti Kristus itu sendiri.

Kau Tidak Akan Mengenal Gog yang Lain
Berikut ini adalah penyebutan Gog dan Magog dalam Alkitab. Gog tidak hanya disebutkan dalam Yehezkiel tetapi juga dalam Kitab Wahyu. Mari kita lihat perikop dari Wahyu:
Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya,dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
Wahyu 20:7-10

Bahkan setelah pemerintahan seribu tahun Kristus di Yerusalem, Alkitab berkata bahwa sebuah pasukan lain akan dibentuk untuk menyerang kota suci Yerusalem. Sekali lagi, pemimpin pasukan ini disebut Gog dan pasukannya adalah Magog. Mereka yang berpendapat bahwa Gog bukanlah Anti Kristus harus bertarung hebat melawan kenyataan bahwa “Gog” ini dan pasukannya dibangkitkan selama setidaknya seribu tahun setelah Gog yang pertama. Hal ini merupakan suatu hal yang sulit. Dengan jelas, “Gog dan Magog” yang pertama tidak hanya sekedar berbagi nama dengan “Gog dan Magog” yang kedua. Ada sebuah korelasi antara kedua hal itu daripada sekedar gelar saja. Mereka yang melihat Gog dan Anti Kristus sebagai dua hal yang berbeda harus mampu menjelaskan persamaan tugas antara Gog dalam Yehezkiel dan Gog dalam Wahyu, daripada sekedar nama.
Sesungguhnya, untuk meramalkan siapakah Gog, yang harus dilakukan adalah melihat siapakah Anti Kristus. Anti Kristus adalah, sederhananya, inkarnasi Setan – atau setidaknya yang sama dengan Setan. Perikop-perikop yang membicarakan Setan sama denganAnti Kristus seolah-olah mereka adalah satu dan sama (Misalnya dalam Yesaya 14). Seperti yang telah kita lihat, Setan bahkan akan berbagi kekuasaan dengan Anti Kristus. Secara sederhana telah dinyatakan, Anti Kristus adalah boneka Setan yang akan digunakan untuk menyerang Yerusalem. Dan setidaknya dalam Kitab Wahyu, Gog juga merupakan boneka Setan yang akan bertugas dengan tujuan yang sama. Dalam peran dan fungsinya, Anti Kristus dan Gog dalam Kitab Wahyu pada dasarnya adalah sama. Bahkan ketika Setan membangkitkan seorang manusia untuk melaksanakan pekerjaannya pada hari-hari mendatang, Setan akan membangkitkan pula seorang manusia untuk melaksanakan perlawanan terakhirnya melawan Tuhan sekali lagi pada akhir Milenuim. Pada kedua waktu itu, pemimpin perlawanan Setan melawan Yerusalem merujuk Gog dan pasukannya yang bernama Magog. Mengapa kita harus memandang karakter dasar Gog yang pertama berbeda dengan Gog yang kedua? Mereka yang memandang Gog dalam Yehezkiel sebagai pesaing dari Anti Kristus akan menemukan diri mereka sendiri sedang mengemukakan pendapat yang tidak konsisten.
Akan tetapi, bila Anda belum juga yakin, pikirkanlah poin kedua ini. Yehezkiel mengatakan secara khusus mengenai Gog, bahwa para nabi telah membicarakan tentang Dia pada masa lampau:
Beginilah firman YAHWEH Elohim: Engkaulah itu tentang siapa Aku sudah berfirman pada hari-hari dahulu kala dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, yaitu nabi-nabi Israel, yang bertahun-tahun bernubuat pada waktu itu, bahwa Aku akan membawa engkau melawan umat-Ku.
Yehezkiel 38:17

Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah, jika Gog dan Magog dibicarakan oleh nabi-nabi Israel hingga Yehezkiel, maka di mana referensi mereka? Seseorang akan sangat sulit untuk menemukannya kecuali melakukan penyelidikan Alkitab yang sangat serius. Akan tetapi bila kita mengambil posisi di mana Gog adalah Anti Kristus, maka akan sangat mudah untuk menemukan perikop-perikop mengenai Anti Kristus dan pasukan invasinya di seluruh nubuatan para nabi.
Sementara ada berbagai argumen yang sangat bagus untuk mendukung gagasan ini, saya akan mengasumsikan bahwa hal ini sudah cukup untuk meneruskan. Gog dan Anti Kristus adalah satu sosok yang sama. Sekarang mari kita lihat bangsa-bangsa yang akan membentuk koalisi Gog.

Rosh?
"Hai anak manusia, tujukanlah mukamu kepada Gog di tanah Magog, yaitu raja agung negeri Mesekh dan Tubal dan bernubuatlah melawan dia
Yehezkiel 38:2

Beberapa terjemahan Alkitab memiliki penafsiran yang berbeda mengenai bagian ayat yang mengatakan “raja agung.” Dalam Bahasa Ibrani, kata yang diterjemahan menjadi “raja agung” adalah “rosh.” Permasalahannya adalah sementara rosh dapat berarti “raja,” atau “kepala,” beberapa orang berpendapat bahwa kata itu harus dianggap sebagai sebuah kata benda, merujuk nama tempat. Mereka yang merasa bahwa kata itu nama tempat, menggunakan kata “Rosh” untuk menyimpulkan Rusia sebagai bangsa yang disebut di situ. Dasar untuk meyakini hal ini terutama karena persamaan bunyi kedua kata tersebut. Pendapat ini juga didukung oleh kenyataan bahwa Yehezkiel secara khusus mengatakan bahwa Gog akan datang dari Utara. Memang, Rusia berada tepat di atas Israel, namun interpretasi kata Rusia ini merupakan sebuah prinsip yang tidak tepat. Seseorang tidak bisa langsung mengambil kata-kata yang berasal dari bahasa Semit kuno (dalam kasus ini, Ibrani), dan membuat korelasi dengan sebuah nama modern dari bahasa yang sangat berbeda (dalam kasus ini adalah bentuk awal Skandinavia), hanya karena kedua kata tersebut memiliki “kemiripan bunyi.”
Kata Ibrani “rosh” digunakan lebih dari 500 kali dalam kesempatan yang berbeda dalam Alkitab dan setiap kali selalu diinterpretasikan sebagai “kepala, pemimpin, atas, terbaik,” atau sesuatu yang mirip. Kata itu sama dengan yang digunakan dalam Rosh Hashana – “Kepala Tahun” – Tahun Baru Yahudi. Juga pertimbangkanlah: dari delapan nama bangsa yang disebutkan, hanya satu yang bukan merupakan keturunan Nuh. Bangsa itu adalah Persia. Persia pada masa Yehezkiel merupakan bangsa yang sangat terkenal, merupakan penguasa Kerajaan Media-Persia yang memerintah di seluruh Timur Tengah. Bandingkanlah dengan Rusia, yang saat itu bahkan tidak ada pada masa Yehezkiel. Untuk menempelkan “Rosh” pada nama yang bercampur-baur tanpa bukti, yang bukan merupakan keturunan Nuh, dan juga bahkan bukan sebuah bangsa; maka hal itu merupakan suatu kekeliruan. Seperti yang diakui ahli Alkitab Dr. Merrill F. Unger, “Bukti linguistik untuk persamaan (antara Rosh dan Rusia) diakui hanyalah sebuah asumsi yang berlebihan.”1
Selama Perang Dingin, tentu saja pendapat ini sangatlah terkenal. Alasannya adalah bahwa Rusia adalah “kepala” Komunis (ateis) Uni Soviet, maka kerajaan Anti-Tuhan merupakan penggenapan nubuatan Alkitab. Namun kita harus berhati-hati untuk tidak menggunakan asumsi kita atau kejadian-kejadian dunia modern ke dalam Alkitab. Kita harus mengijinkan Alkitab itu berbicara. Sayangnya, banyak guru Alkitab tetap berpegang teguh pada penafsiran ini. Gagasan bahwa Rusia secara khusus disebutkan dalam Kitab Yehezkiel merupakan sesuatu yang berlebihan, dan tentunya tidak boleh dianggap lebih dari sekedar spekulasi yang dibangun di atas fondasi yang lemah.

Koalisi Keinginan Setan
Sekarang marilah kita mengidentifikasikan bangsa-bangsa yang telah disebutkan. Secara spesifik, dari kedelapan bangsa itu: Magog, Mesekh, Tubal, Persia, Kus, Put, Gomer, dan Togarmah, ketujuhnya disebut dalam Kitab Kejadian sebagai keturunan Nuh dan ketiga anaknya. Para ahli Alkitab dan sejarahwan dapat melacak nama-nama keturunan Nuh pada kelompok orang dan daerah tertentu dan kemudian mengidentifikasikan nama bangsa itu dalam dunia modern. Meskipun identifikasi bangsa ini masih mengundang perdebatan, ada ukuran umum di antara ahli Alkitab untuk mencapai kesepakatan dalam mengidentifikasikan bangsa-bangsa itu.

Mesekh dan Tubal
Mengenai Mesekh dan Tubal, sekali lagi, kita menemukan beberapa pengajar eskatologi menyimpulkannya sebagai Rusia. Banyak guru nubuatan mendasarkan pendapat mereka ini terutama pada kenyataan bahwa Scofield Study Bible mengidentifikasikan kedua “bangsa” ini berkorelasi dengan dareah-daerah Rusia modern, Moskow dan Tobolsk. Permasalahannya adalah, sekali lagi penafsiran ini datang dari kesamaan bunyi : Mesekh-Moskow, dan Tubal-Tobolsk. Meskipun hal ini bisa terlihat meyakinkan, kelemahan dari alasan ini telah didikusikan di atas. Sekali lagi, kecuali kita bisa melacak akar kata itu ke Bahasa Ibrani, maka argumen itu hanyalah bertumpu pada bukti yang lemah. Hal itu seperti memaksakan kepingan puzzle ke tempat yang tidak tepat.
Mark Hitchcock, seorang pengajar Alkitab terkemuka, secara akurat menunjuk bahwa Mesekh dan Tubal yang disebutkan dalam Yehezkiel 27:13 merupakan mitra dagang Tirus kuno. Tirus adalah Lebanon saat ini. “Sangatlah diragukan,” kata Hitchcock, “bahwa Tirus kuno melakukan perdagangan dengan orang-orang sejauh Moskow dan Tobolsk.” Pada kenyataannya, dipertanyakan apakah daerah ini dihuni pada masa Yehezkiel. Hitchcock menyimpulkan:
Sebuah studi yang lebih mendalam mengenai nama-nama ini mengungkapkan bahwa Mesekh dan Tubal dulunya adalah orang-orang Moschi/Mushki dan Tubalu/Tibareni yang terutama berdiam di daerah selatan Laut Hitam dan Kaspia pada jaman Yehezkiel. Bangsa-bangsa itu saat ini adalah negara Turki modern, kemungkinan bagian selatan Rusia dan utara Iran.2

Mesekh terletak di dekat tempat yang bernama Phrigia, di Asia Kecil bagian tengah dan Barat, sementara Tubal terletak di bagian Timur Asia Kecil. Jadi bersamaan dengan Mesekh dan Tubal, kita tengah membicarakan sebagian dari negara Turki modern. Hari ini, daerah itu didominasi oleh Islam. Meskipun Turki modern telah melakukan sekularisasi yang drastis pada satu abad terakhir, namun hanya dalam beberapa tahun terakhir ada kecenderungan yang kendati hampir tidak terdengar, namun cukup kuat dimana mereka sedang kembali kepada identitas Islam.3

Magog
Mengenai identitas Magog, ada beberapa perbedaan pendapat di antara pangajar Alkitab dan sejarahwan. Merujuk pada orang-orang Magog (Magogites), The Matthew Henry Commentary on the Whole Bible berbicara tentang perbedaan pendapat ini:
Beberapa orang berpikir mereka menemukannya (Gog dan Magog) di daerah Scythia, Tartary, dan (bagian selatan) Rusia. Beberapa orang lainnya berpikir mereka menemukannya lebih dekat ke arah Israel, di Syria, dan Asia Kecil (Turki).4


Mereka yang berpegang pada Scythia memegang argumen kuat mereka dari sebuah referensi yang dibuat sejarahwan Yahudi kuno bernama Yosephus yang menulis, “Magog mendirikan Magogian; dengan demikian menamakannya sesuai dengan namanya. Akan tetapi oleh orang Yunani mereka disebut Sythians.” Hitchcock menulis mengenai Sythians ini:
Sythians kuno adalah suku nomad besar yang mendiami teritorial Asia Tengah sepanjang bagian selatan Rusia. Para keturunan Magog merupakan penghuni asli dataran tinggi Asia Tengah. Saat ini tanah Magog didiami oleh bekas Uni Soviet, yaitu Kazakhstan, Kyrgystan, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, dan mungkin sebagian dari utara Afghanistan saat ini.5

Mantan Muslim Walid Shoebat menyetujuinya. Shoebat mengatakan:
The Schaff-Herzor Encyclopedia of Religions Knowledge, menunjuk pada tulisan-tulisan kuno bangsa Asyria, menempatkan lokasi Magog pada tanah luas di antara Armenia dan Media – singkatnya, bagian selatan republik Rusia dan utara Israel, terdiri dari Azerbaijan, Afghanistan, Turkestan, Chechnya, Turki, Iran, dan Dagestan. Yang menyolok di sini, kesemuanya adalah bangsa-bangsa Muslim.6

Maka, meskipun nama bangsa-bangsa yang membentuk Magog masih bisa diperdebatkan, ada sebuah kesamaan yang dapat disepakati. Kita sedang membicarakan Asia Kecil, dan mungkin bagian dari Asia Tengah – yaitu beberapa daerah Selatan bekas Uni Soviet. Saat ini, Islam mendominasi wilayah itu.
Bagaimana bila kita mengambil penafsiran yang dibuat oleh beberapa ahli Alkitab yang mengatakan bahwa Magog adalah Syria? Bahkan meskipun demikian, kita masih menemukan sebuah bangsa Islam.
Akan tetapi kita memiliki kunci untuk mengidentifikasikan Magog yaitu, dengan mengidentifikasi Mesekh dan Tubal – sebagaimana yang telah kita lakukan. Dasarnya dari kata-kata Yehezkiel: “Gog, di tanah Magog, raja agung Mesekh dan Tubal.” Magog, adalah “kepala” tanah Mesek dan Tubal yang terletak di negara Turki saat ini. Maka akan sangat bodoh untuk mengasumsikan bahwa Magog sebagai “kepala” mereka berada di daerah yang jauh. Meskipun kelihatannya Magog adalah bagian dari Turki atau kumpulan negara “instan” bekas Uni Soviet; apakah hal itu berarti Syria atau bukan, kita jelas-jelas membicarakan tentang keberadaan Islam.
Poin ini adalah sesuatu yang penting. Karena sekarang kita tahu bahwa Gog – Anti Kristus – akan datang dari tanah Magog, yang dengan jelas merupakan wilayah Islam. Sangatlah tidak mungkin dia bukan seorang Muslim. Meskipun saya seharusnya memperhitungkan adanya kemungkinan lain, namun khususnya untuk jangka waktu yang sangat panjang adalah sangat sulit membayangkan seorang non-Muslim memerintah salah satu bangsa ini, atau setidaknya bukan orang yang secara lahiriah tampak sebagai seorang Muslim. Sekarang, mari kita lanjutkan untuk mengidentifikasikan negara koalisi Anti Kristus lainnya.

Persia
Persia sangat mudah untuk diidentifikasikan. Pada intinya, Persia modern adalah Iran. Banyak orang Iran tinggal di Amerika. Jika ditanya dari mana asal mereka, mereka akan menjawab bahwa mereka berasal dari Persia. Pada kenyataannya, Iran masih disebut Persia hingga 1935. Sudah jelas bahwa Iran merupakan negara Muslim. Meskipun ada beberapa tanda-tanda menakjubkan untuk terjadinya perubahan di Iran seiring dengan meningkatnya ketidakpuasan di antara kaum muda Iran, kelihatannya mayoritas Muslim Iran tidak akan meninggalkan akar Islam mereka dalam jangka waktu yang pendek ke depan.

Kus
Kus juga relatif mudah diidentifikasikan. Beberapa terjemahan Alkitab hanya menafsirkan Kus sebagai Etiopia, meskipun hal ini tidaklah akurat. Kus pada masa Yehezkiel lebih jauh ke barat laut dibandingkan Etiopia saat ini. Dalam Alkitab, Kus sering diasosiasikan dengan Mesir dan merupakan batas negara Mesir:

Tanah Mesir akan menjadi sunyi sepi dan menjadi reruntuhan. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah YAHWEH. Oleh karena engkau berkata: Sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya, maka sungguh, Aku menjadi lawanmu dan lawan anak-anak sungaimu dan Aku akan membuat tanah Mesir menjadi reruntuhan dan menjadi sunyi sepi mulai dari Migdol (utara Mesir) sampai Siene (Aswan – saat ini selatan Mesir), bahkan sampai perbatasan tanah Etiopia (dalam bahasa asli: Cush-red).
Yehezkiel 29:9-10

Juga, salah satu karakteristik Kus adalah sungai-sungainya. (Yesaya 18:1)
Kelihatannya sebagai batas negara Mesir, sungai-sungai yang dimaksud adalah sungai-sungai yang mengairi Nil. Tentu saja, konteks masa Yehezkiel merupakan konteks yang paling tepat untuk menafsirkan tempat yang ditunjuk Yehezkiel. Jika kita melihat peta, Sungai Nil langsung mengalir menuju batas Selatan dari negara Sudan saat ini. Di negara Sudan, ada lima buah sungai yang menyatu mengairi Nil ke Utara. Identifikasi satu-satunya untuk Kus saat ini adalah negara Sudan, yang secara resmi bernama Republik Islam Sudan sejak 1989. Meskipun Sudan memiliki sejumlah besar minoritas Kristen, negara ini diperintah oleh mayoritas Muslim. Saat ini Sudan adalah sebuah negara yang sangat keras menindas orang-orang Kristen. Pemerintahan Sudan adalah pemerintahan Islam hingga ke pusatnya. Seperti yang dikatakan dengan akurat oleh Hitchcock, “Seseorang akan sulit menemukan musuh fanatik Israel dan dunia Barat selain Sudan.” Maka Sudan diidentifikasikan sebagai negara Islam yang berpartisipasi dalam Kerajaan Anti Kristus.

Put
Secara Alkitabiah, Put adalah wilayah di sebelah Barat Mesir. Hari ini wilayah itu adalah negara Libya. Septuaginta menerjemahkan kata Put ini sebagai Libue. Kebanyakan ahli Alkitab sepakat dengan interpretasi ini. Meski demikian, Shoebat menyertakan Algeria, Maroko, dan Tunisia bersama Libya. Namun bagaimana pun juga, sekali lagi kita mendapatkan wilayah yang secara keseluruhan adalah negara-negara Islam.

Gomer
Gomer, kelihatannya disepakati secara universal oleh akademisi, “merujuk Celtic Cimmerian dari Crim-Tartary.”8 Mengenai identitas Gomer, Pastor Gereja Baptis Zaspel, dengan akurat menunjuk bahwa:
Gomer pada jaman dulu dikenal sebagai Gimarrai dari utara Asia Tengah (Cappadocia). Orang-orang ini juga dikenal sebagai Cimmerian. Tampaknya, ini adalah tafsiran yang paling sederhana dan jelas.

Jadi Gomer adalah Gimarra, adalah Cimmeria, adalah Kappadokia. Kappadokia adalah Turki tengah. Sekali lagi, sebuah wilayah Islam.

Togarmah
Zaspel sekali lagi meringkas identitas Togarmah dengan cukup baik:

Togarmah adalah keturunan Nuh melalui Yafet kemudian Gomer (Kej 10:1-3). Dia dikenal oleh orang Asyria sebagai Tilgarimmu…Tilgarimmu adalah sebuah pusat kota di Anatolia Timur (Asia Kecil, Turki saat ini). Lebih spesifik, seperti yang diungkapkan Ryrie, “bagian Selatan Turki dekat perbatasan Syria.” Identifikasi ini telah diketahui oleh orang banyak.10

Sekali lagi kita mendapatan wilayah yang saat ini merupakan negara Turki.

Prediksi Mengenai Kedelapan Bangsa
Pada akhirnya kita telah memiliki lima dari delapan bangsa yang disebutkan oleh Yehezkiel yang mencakup negara Turki dan mungkin beberapa wilayah di Selatan Rusia dekat Gunung Kaukasus, juga beberapa suku bangsa Tukic di Asia Tengah. Secara jelas, Tuhan menuntun Yehezkiel untuk menggarisbawahi Turki. Tiga bangsa lain yang disebut: Libya, Sudan, dan Iran, bersama-sama dengan Turki membentuk lingkaran sempurna di sekeliling Israel. Turki menutupi sebelah utara Israel, sementara Iran di sebelah timur Israel, Sudan di bagian Selatan, dan Libya di sebelah Barat. Israel menemukan dirinya dikelilingi di ke-empat penjuru oleh bangsa-bangsa Kerajaan Anti Kristus yang bersifat Islami.
Meskipun selama bertahun-tahun banyak pengajar Alkitab meramalkan penyerbuan ke Israel akan dipimpin oleh Rusia, kita melihat bahwa Alkitab tidak mendukung pendapat itu. Kenyataannya, adalah adil untuk mengatakan bahwa seluruh argumen akan keterlibatan Rusia ini berdasarkan pada bukti ilmiah yang lemah dan sesungguhnya melanggar norma-norma linguistik yang paling dasar. Sebaliknya yang kita lihat adalah sebuah Invasi Islam terhadap Israel, kebanyakan dipimpin oleh Turki, yang melibatkan Iran, Libya, Sudan dan beberapa bangsa Islam lainnya. Meskipun selalu ada godaan untuk melihat nama-nama musuh dalam Alkitab, kita seharusnya hanya memikirkan apa yang dikatakan oleh Alkitab. Saat ini, tidak ada alasan mendesak untuk melihat Turki sebagai pemimpin kerajaan yang akan datang, meskipun inilah yang dinubuatkan oleh Yehezkiel. Dan seperti yang akan kita lihat, hal ini ditegaskan di bagian lain Alkitab.

Siapakah Kerajaan Ketujuh dan Kedelapan?
Sebelum kita mulai, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang telah memberikan kontribusi besar dalam pemahaman mengenai isu ini. Namanya adalah Walid Shoebat. Dia adalah seorang mantan teroris Palestina dan merupakan penulis ­Why I Left Jihad. Saya sangat merekomendasikan buku ini, buku tersebut dapat dipesan melalui situsnya www.shoebat.com.
Selain identifikasi bangsa-bangsa di Yehezkiel 38 sebagaimana sudah dijelaskan di atas, Kitab Wahyu juga menegaskan gagasan bahwa memang wilayah Turki akan menjadi kepala Kerajaan Anti Kristus. Mari kita melihat perikop-perikop dari Kitab Wahyu itu:
Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
Wahyu 17:3

Di sini kita melihat “binatang” terakhir Kerajaan Anti Kristus. Binatang itu memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Kita telah mengetahui dari Kitab Daniel bahwa kesepuluh tanduk menunjuk pada sepuluh bangsa atau raja yang akan membentuk Kerajaan Anti Kristus. Namun ketujuh tanduk di kepala juga merupakan tujuh kerajaan yang telah ada dalam sejarah, dan memperlihatkan bayangan akan kedatangan kerajaan terakhir. Seperti biasa, ketika ada nubuatan yang diberikan oleh Alkitab yang di dalamnya memuat simbol-simbol yang sulit untuk dimengerti, Alkitab melakukan klarifikasi mengenai simbol itu, dan menjelaskan perikop itu kepada kita:
Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk, ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja. Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan.
Wahyu 17:9-11

Sekarang ketujuh kepala itu disebut tujuh gunung. Alkitab sering menggunakan kata gunung sebagai simbol yang menunjukkan sebuah kerajaan atau kekaisaran. Namun yang terpenting, pasal ini memberikan kita pandangan akan kenyataan bahwa sebelum Yesus kembali, sesungguhnya akan ada delapan kerajaan “Binatang.” Kerajaan ke-8 akan dipimpin oleh Anti Kristus. Bagaimana bisa bacaan ini memberi kita pandangan akan identikasi Kerajaan Anti Kristus yang Terakhir? Pertama-tama, kita bisa melihat bahwa pada waktu Yohanes menulis ini, lima kerajaan telah jatuh. Seperti ungkapan yang kita lihat, “”lima di antaranya sudah jatuh.” Urutan kerajaan-kerajaan ini biasanya diterima oleh pengajar-pengajar Alkitab sebagai berikut:
Kerajaan Mesir
Kerajaan Asyur
Kerajaan Babilonia
Kerajaan Persia
Kerajaan Yunani

Setelah kelima kerajaan ini, malaikat mengatakan kepada Yohanes bahwa satu kerajaan akan “ada.” Pada waktu Yohanes menulis Kitab Wahyu, Roma “telah ada.” Kerajaan itu memerintah Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian besar Eropa. Maka kerajaan keenam adalah Kekaisaran Romawi. Kerajaan terakhir, tentu saja adalah yang ketujuh, kemudian yang ke-8 akan menjadi kerajaan milik Anti Kristus. Jadi kerajaan ketujuh adalah kerajaan yang perlu kita identifikasikan, karena menurut ayat-ayat di atas kerajaan ke-8 ini merupakan kerajaan ke-7 yang dibangkitkan atau dihidupkan kembali.

“Binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan.”

Ijinkanlah saya memparafrasekan bagian ini dengan jelas:

“(Kerajaan) binatang yang ketujuh yang telah ada, namun ketika itu tidak ada, akan kembali sebagai kerajaan kedepalan.”

Jadi bila kita sekarang sedang menunggu kerajaan ke-8 yang terakhir, maka siapakah yang menjadi kerajaan ketujuh? Kerajaan apa yang melanjutkan Romawi?
Karena sikap anti-Semit Jerman, Kekaisaran ketiga (Third Reich yang dipimpin oleh Hitler) yang keras, beberapa pengajar Alkitab berspekulasi bahwa Jerman merupakan kerajaan ketujuh, maka Jerman akan kembali sebagai kerajaan kedelapan.11
Kepercayaan yang umumnya dipercaya oleh kebanyakan guru-guru Alkitab adalah, Kerajaan Anti Kristus merupakan Kerajaan Romawi yang dibangkitkan kembali. Namun ada beberapa masalah besar dengan teori ini. Pertama-tama, Romawi adalah kerajaan keenam. Jika Romawi adalah yang keenam dan akan menjadi yang kedelapan, maka apa yang terjadi dengan yang ketujuh? Teori ini memiliki lubang besar yang menganga. Apakah Romawi merupakan kerajaan keenam, ketujuh, dan kedelapan? Baik Alkitab maupun akal sehat tidak mendukung teori ini. Kedua, setiap kerajaan yang berjumlah enam kerajaan memerintah Timur Tengah, termasuk Yerusalem. Hal ini sangatlah penting. Kita harus selalu ingat bahwa Alkitab selalu berpusat pada Yerusalem. Dalam pandangan Alkitabiah, Yerusalem adalah pusat bumi untuk memandang segala sesuatu. Poin ini tidak bisa dicoret begitu saja. Teori apa pun yang berputar-putar di sekitar Kerajaan Romawi yang berpusat di Eropa – misalkan Perdagangan Bebas Eropa – adalah konsep asing bagi Alkitab. Kecuali bila pemerintahan kerajaan itu mencakup atau secara langsung berdampak pada Yerusalem, maka sesungguhnya hal itu tidaklah relevan untuk pola pikir Alkitab.
Poin ketiga yang sangat penting adalah ketika kita melihat kelima kerajaan pertama, setiap kerajaan, entah karena dihancurkan atau digabungkan, akan menggantikan kerajaan sebelumnya. Terdapat suksesi yang begitu alami. Apabila kita memperhatikan setiap kerajaan, kita melihat bahwa mereka menggenapi dua karakteristik ini: mereka memerintah Yerusalem dan mereka mengalahkan atau menggabungkan kerajaan sebelum mereka. Kerajaan Mesir memerintah seluruh Mesir dan juga Israel. Namun Kerajaan Asyur mengalahkan Kerajaan Mesir dan dengan demikian memerintah bagian luas Timur Tengah, termasuk Israel. Setelah itu, Kerajaan Babilonia mengalahkan Kerajaan Asyur dan menjadi lebih besar daripada pendahulunya, dan lagi-lagi memerintah Israel. Demikianlah pola suksesi setiap kerajaan: Kerajaan Medo/Persia melanjutkan Kerajaan Babilonia, hanya untuk dilanjutkan oleh Kerajaan Yunani. Kerajaan Yunani pada akhirnya dilanjutkan oleh Kerajaan Romawi. Kerajaan Romawi kemudian membawa kita kepada kerajaan ketujuh? Siapa yang mengalahkan Kerajaan Romawi? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu secara singkat membahas kejatuhan Kerajaan Romawi. Apa yang sesungguhnya terjadi?
Pada tahun 395 M, Kerajaan Romawi terbagi menjadi dua bagian; wilayah Timur dan Barat. Bagian timur dikenal sebagai Kerajaan Byzantium. Pada 410 M, ibukota kerajaan wilayah Barat Romawi jatuh oleh karena invasi suku-suku bangsa Jerman yang dikenal sebagai bangsa Visigoth dan Barbaria. Wilayah Barat/setengah bagian Eropa termasuk ibukotanya jatuh, namun Kerajaan Romawi tetaplah berlanjut. Bagaimana bisa? Hanya dengan memindahkan ibukota dan pemerintahannya dari Roma ke Konstantinopel – 1.000 mil ke Timur. Bagian Barat dari Kerajaan Romawi telah jatuh, namun Byzantium dari Kerajaan Romawi tetap hidup selama ratusan tahun kemudian dengan Konstantinopel sebagai ibukotanya. Kerajaan Roma tidak jatuh seluruhnya hingga wilayah Timur jatuh pada tahun 1453 M, oleh bangsa Turk. Demikianlah juga kekalifahan Islam dipimpin oleh Uman Ibn al-Khattab merebut Yerusalem pada tahun 637. Maka kita bisa melihat bahwa Kerajaan Islamlah yang mencapai puncak pada masa Kerajaan Ottoman, sebagai kelanjutan dari Kerajaan Romawi, dan memerintah seluruh Timur Tengah, mulai dari Yerusalem selama lebih dari 1.300 tahun. Kerajaan Turk bertahan hingga 1909.
Dengan demikian kita melihat bahwa satu-satunya kerajaan yang memenuhi pola yang perlu dipertimbangkan sebagai Kerajaan Ketujuh adalah Kerajaan Turki/Ottoman. Hal ini tentu saja dengan sempurna menghubungkan daftar Yehezkiel mengenai bangsa-bangsa yang sangat menekankan pada Turki.




Kebangkitan Kembali Kekalifahan yang Akan Datang
Kerajaan Turki merupakan tampuk pemerintahan Kekhalifahan Islam. Kerajaan ini hidup sebagai Kekhalifahan Islam hingga 1923, yaitu ketika ia secara resmi dihapuskan. Saat ini dunia Islam sedang menanti-nantikan kebangkitan kembali kekalifahan itu. Jika ramalan saya tepat, Alkitab mengatakan bahwa suatu hari nanti Kerajaan Turki akan segera dihidupkan kembali.

Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Wahyu 17:8

Pada saat itu, kita mungkin akan melihat Kekalifahan Islam dibangkitkan kembali. Pada akhirnya posisi ini akan diberikan kepada seorang manusia yang disebut sebagai Sang Mahdi dalam dunia Islam, namun orang-orang berpengetahuan akan mengenalnya sebagai manusia yang dikenal sebagai Anti Kristus dalam Alkitab.

Pasal 11 - Natur Gelap Wahyu-Wahyu Muhammad

Kita memulai pengujian kritis terhadap Islam dengan pribadi Muhammmad serta wahyu-yang ia sampaikan. Inilah awal dari segalanya. Jika menginginkan sebuah pengujian yang akurat terhadap roh Islam maka kita harus memulai dari fondasinya, kita harus menguji benihnya. Muhammad adalah pendiri Islam dan dipercaya oleh orang Muslim sebagai satu-satunya instrumen manusia yang “menerima” perkataan-perkataan Qur’an secara langsung dari Allah. Pasal ini akan mengulas natur dari pengalaman-pengalaman spiritual Muhammad yang mengawali karirnya sebagai seorang “nabi” dan melahirkan agama yang kini sedang menjadi perhatian dunia.

KELAHIRAN QUR’AN
Orang Muslim percaya ketika Muhammad menerima wahyu-wahyu yang kemudian dikompilasi menjadi Qur’an, ia menerimanya kata per kata, secara langsung dari Allah. Maka, Allah dipandang sebagai pengarang Qur’an yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, dalam membaca Qur’an seakan-akan Allah sendirilah yang sedang berbicara secara langsung kepada pembaca pertama. Muhammad semata-mata hanya dianggap sebagai seorang utusan, atau Rasul Allah (rasul-Allah). Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang teolog Muslim, ”Sang nabi hanya bersikap pasif – bahkan tidak sadar: kitab ini bukan miliknya, juga bukan buah pikirannya, bukan bahasanya, juga bukan gayanya: kesemuanya itu adalah milik Allah, dan nabi hanyalah sebuah pena untuk menulis.1 Ini berbeda dengan pandangan Kristen mengenai natur inspirasi Alkitab. Menurut orang Kristen, Tuhan benar-benar menginspirasi para penulis Kitab Suci untuk menuangkan pikiran-pikiran dan perkataan-perkataan-Nya, namun setiap penulis juga memasukkan gaya dan kepribadian mereka masing-masing ke dalam naskah Kitab Suci. Tuhan menggunakan agen-agen manusia sebagai alat/bejana-Nya, tetapi secara literal Ia tidak mengesampingkan/meniadakan kemanusiaan mereka. Seperti yang akan kita lihat, ini bukanlah ciri wahyu-wahyu Muhammad.
Karen Armstrong, seorang penulis populer dan sangat bersimpati pada Islam dan Muhammad menuliskan peristiwa pertemuan pertama Muhammad dengan yang dipercaya oleh orang Muslim sebagai “malaikat” Gabriel (Jibril) di gua Hira:
“Muhammad terbangun dari tidurnya di dalam gua dan merasa dirinya diliputi oleh sebuah kehadiran ilahi yang menakutkan. Kemudian ia menjelaskan pengalaman yang tidak terlukiskan ini dengan mengatakan bahwa sesosok malaikat telah membungkusnya dengan sebuah dekapan yang mengerikan sampai-sampai ia merasa nafasnya ditarik keluar dari tubuhnya. Malaikat itu kemudian memberikan padanya sebuah perintah pendek: ‘iqra!’ ‘Bacalah!’ Muhammad memprotesnya karena ia tidak dapat membaca; ia bukanlah seorang kahin, salah seorang dari nabi-nabi besar Arab. Tetapi katanya, malaikat itu mendekapnya lagi, sampai ia merasa bahwa ia sudah tidak kuat lagi, ia mendapati bahwa perkataan-perkataan ilahi yang kemudian menjadi kitab suci itu terlontar dari mulutnya”.2

Kekeliruan Armstrong adalah karena ia tidak menyebutkan bahwa sebenarnya tidak sampai kali yang ketiga “malaikat” itu mencekik Muhammad, memerintahkannya untuk membaca, dan kemudian akhirnya ia melakukannya. Peristiwa ini sangat kontras dengan natur peristiwa-peristiwa ilahi dan penampakkan-penampakkan malaikat yang dicatat di dalam Alkitab, dimana para malaikat (atau Tuhan sendiri) hampir selalu memulai percakapannya dengan kata-kata yang menenteramkan, “Jangan takut!”. (Kejadian 15:1, 26:24, 46:3, Daniel 8:15-19, 10:12,19, Matius 28:5,10, Lukas 1:13, Lukas 1:26-31, 2:10, Wahyu 1:17).
Mestinya kita tidak terkejut jika kemudian kita menemukan bahwa setelah pengalaman Muhammad yang menakutkan dan keji dengan roh itu di dalam gua, ia sangat percaya bahwa ia dirasuk setan. Muhammad menjadi sangat ketakutan dan bahkan ia ingin bunuh diri. Berdasarkan biografi awal Muhammad oleh Ibn Ishaq yang sangat terkenal itu, yang diterjemahkan oleh Guillame, sirat-rasul, kita bisa baca:
“Lalu saya (Muhammad) membacanya, dan ia (Gabriel) pergi dari saya. Dan saya terbangun dari tidur, dan sekan-akan kata-kata itu tertulis dalam hati saya...Kini tidak satupun dari ciptaan-ciptaan Tuhan yang lebih membenci saya daripada penyair atau seorang yang dirasuk: saya bahkan tidak sanggup memandang mereka. Pikirku, “Celakalah aku karena telah dirasuk – tidak seorang Quraysh (suku dan kerabat Muhammad) pun boleh berkata tentang hal ini mengenai saya! Saya akan pergi ke puncak gunung dan menjatuhkan diri ke bawah supaya saya mati dan mendapat ketenangan”. Lalu saya pergi untuk berbuat demikian dan ketika saya sudah setengah jalan di gunung itu, saya mendengar suara dari surga yang berkata “Wahai Muhammad! Engkau adalah rasul Allah dan aku adalah Gabriel”. 3

Penyebutan “penyair atau dirasuk” berasal dari anggapan orang-orang Arab pada jaman Muhammad bahwa para penyair menciptakan puisi-puisi mereka berdasarkan inspirasi yang mereka dapatkan dari roh-roh jahat. At-Tabari, salah-seorang sejarawan Islam mula-mula yang sangat dihormati mengatakan, “Orang Arab pada jaman pra Islam percaya pada puisi-puisi karya roh jahat, dan mereka beranggapan bahwa sebuah puisi yang masyur diinspirasikan langsung oleh roh-roh jahat...” 4
Setelah pengalaman yang mengerikan itu, Muhammad kembali kepada Khadijah istrinya. Muhammad masih sangat ketakutan karena peristiwa itu:
“Lalu Rasul Allah kembali dengan inspirasi, otot-otot lehernya terpelintir karena ketakutan hingga ia bertemu dengan Khadija dan berkata, “Tutupi aku! Tutupi aku!” Mereka mnyelimutinya sampai ketakutannya sirna lalu ia berkata, “O Khadija, ada apa dengan saya?” Kemudian ia menceritakan pada istrinya segala sesuatu yang telah terjadi dan berkata, “Saya takut sesuatu akan terjadi pada saya”. 5

Tetapi bukan hanya Muhammad yang beranggapan bahwa roh-roh jahat adalah sumber semua wahyunya, namun banyak orang pada jaman Muhammad juga percaya bahwa pengalaman-pengalamannya dalam menerima wahyu adalah pengalaman demonis dan bahwa ia dirasuk setan. Qur’an mencatat tuduhan-tuduhan berikut terhadap Muhammad:

“Kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang kerasukan!” Sura 44:14 (Yusuf Ali).

“Dan mereka berkata: ‘apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair yang kerasukan?” Sura 37:36 (Yusuf Ali).

Nampaknya adalah penting bagi Allah untuk membela Muhammad dan menanggapi kritik-kritik yang ditujukan terhadap Muhammad dalam Qur’an itu sendiri:
“Dan temanmu (Muhammad) itu sekali-kali bukanlah orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang gaib. Dan Al Qur’an itu bukanlah perkataan Setan yang terkutuk”. Sura 81:22-25.

“Dan Al Qur’an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam”. Sura 69:41-43.

Maka kemudian tidaklah mengejutkan jika setelah membaca komentar-komentar yang ditujukan terhadap Muhammad oleh orang-orang sejamannya, juga setelah mempelajari natur dari pengalaman-pengalaman pemahyuan Muhammad, banyak sarjana yang menjadi yakin bahwa Muhammad menderita epilepsi dan juga sekaligus kerasukan Setan.6 Setelah mendiskusikan beberapa manifestasi spesifik dari pengalaman-pengalaman Muhammad, John Gilcrest, seorang penulis Kristen dari Afrika Selatan dan seorang pakar Islam, menyimpulkan analisanya mengenai berbagai fenomena fisik yang menyertai pengalaman-pengalaman pewahyuan Muhammad sebagai berikut:
“Penting diperhatikan bahwa seseorang dapat mengalami jenis kejang yang berbeda yang hampir mirip dengan epilepsi. Dalam masa pelayanan Yesus seorang anak laki-laki yang ‘menderita epilepsi’ pernah dibawa kepada-Nya (Matius 17:15) dan ia mengalami gangguan-gangguan ekstrim epilepsi (kadang ia terjatuh, menggelepar, dan tidak dapat berbicara). Namun tidak diragukan lagi bahwa epilepsi seperti ini bukanlah jenis biasa tetapi bersifat demonis, dan ada tiga catatan mengenai insiden itu (dalam Matius 17, Markus 9, dan Lukas 9) yang menceritakan bagaiamana Yesus mengusir roh jahat itu keluar dari anak itu, dan Yesus menyembuhkannya. Tanpa bermaksud menghakimi Muhammad, hendaknya disimpulkan bahwa orang yang terikat pengaruh-pengaruh okultis akan mengalami kejang-kejang mirip dengan epilepsi yang akan terjadi selang beberapa waktu, alih-alih menyebabkan kehilangan ingatan, akan mempunyai dampak sebaliknya dan meninggalkan kesan-kesan yang kuat dalam benak penderita. Di seluruh dunia, para misionaris menjumpai kasus-kasus yang persis sama dengan kasus diatas. Sampai dengan hari ini. Fenomena seperti ini bukanlah hal yang asing bagi para mistikus ekstatis Timur dan seringkali diceritakan.” (7).

Jadi, sementara Rasul Petrus menggambarkan pengalaman para penulis naskah-naskah Alkitab dengan menyebut mereka sebagai orang-orang yang “menjadi jurubicara Tuhan” dan bahwa mereka “digerakkan oleh Roh Kudus” (2 Petrus 1:21), pengalaman Muhammad lebih bersifat langsung, ekstatis dan gelap. Penting diperhatikan bahwa tidak satupun nabi-nabi dalam Alkitab yang pernah mempertanyakan sumber dari wahyu-wahyu yang mereka terima. Pengalaman Muhammad jauh lebih mirip dengan pengalaman seorang spiritis atau orang yang menjadi pengantara/medium roh-roh jahat daripada pengalaman nabi-nabi dalam Alkitab.

FENOMENA ANEH LAINNYA
Pengalaman spiritual Muhammad yang menakutkan tidak berakhir dengan contoh-contoh di atas. Pada kesempatan lain, Muhammad “disihir”, yang diyakininya pada waktu itu ia sedang berhubungan seksual dengan istri-istrinya, sedangkan sesungguhnya ia sedang tidak melakukan hal itu. Guillame mencatat ada seorang sarjana Muslim mengatakan bahwa mantra yang menguasai Muhammad menyihirnya selama setahun. Episode kehidupan Muhammad didokumentasikan dengan baik dalam tradisi-tradisi sakral Islam.
“Berkatalah Aisha (salah seorang istri Muhammad): ‘Sihir telah menguasai Rasul Allah sehingga ia mengira ia telah berhubungan badan dengan istri-istrinya padahal ia tidak melakukannya’”. 8

Potongan kisah hidup Muhammad yang aneh ini semestinya cukup memberi jeda (untuk berpikir/meragukan) kepada setiap orang yang percaya bahwa Muhammad adalah nabi Tuhan sejati – bahwa ia bukanlah nabi yang terbesar dari semua nabi, sebagaimana yang diklaim oleh orang-orang Muslim. Kita hanya dapat menyimpulkan bahwa saat mengalami keadaan delusi seperti itu, sesungguhnya Muhammad benar-benar dirasuk Setan atau juga sekaligus tengah sakit parah. Berdasarkan penampakkan-penampakkan okultis yang mendasari awal pengalaman-pengalaman “pewahyuan” Muhammad, tidaklah sulit untuk menyimpulkan apakah seseorang mengalami pengalaman spiritual yang benar. Sudah barang tentu kontras yang terlihat disini terasa begitu tajam saat kita melihat kehidupan Yesus, yang sama sekali tidak dikuasai oleh bentuk-bentuk pengaruh kekuatan demonis apapun, melainkan Yesus telah membebaskan banyak orang dari keterikatan/penindasan oleh roh-roh jahat.


KESIMPULAN
Sebagai penilaian akhir, kita melihat bahwa wahyu-wahyu Muhammad – yang merupakan benih bagi perkembangan Islam, dimulai di tengah-tengah perjumpaan yang gelap dan keji dengan sesosok makluk spiritual di gua Hira. Kita juga telah melihat bahwa hidup Muhammad terdiri dari periode-periode dengan pengalaman-pengalaman delusi yang serius atau juga keterikatan/penindasan spiritual yang nyata. Dimensi kehidupan Muhammad inilah yang harus diperhatikan saat kita mengembangkan tema yang lebih besar dalam buku ini. Juga, ketika berupaya menguji sumber spiritual utama Islam, penting bagi kita untuk tidak hanya memperhatikan natur gelap dari benih awal yang daripadanya Islam berkembang, tetapi lebih daripada itu visinya yang utama mengenai masa depan – yaitu “buahnya” yang sangat matang. Wahyu-wahyu demonis dan bertentangan dengan Alkitab yang dimulai di gua Hira mencapai kulminasinya dengan membunuh semua orang Yahudi, Kristen dan non-Muslim di seluruh dunia.

Pasal 12 - Roh Anti Kristus Dalam Islam

ROH ANTI KRISTUS
Sementara kita telah mendiskusikan pribadi anti Kristus yang sesungguhnya, Alkitab juga berbicara mengenai suatu roh anti Kristus. Selain dari satu referensi langsung di dalam Alkitab mengenai Sang Anti Kristus, kata itu juga dipergunakan sebanyak 4 kali dengan pengertian umum oleh Rasul Yohanes. Tiap kali kata itu digunakan selalu dihubungkan dengan suatu roh yang khusus. Roh ini dikenal dengan penyangkalannya terhadap beberapa aspek spesifik dari natur Yesus dan hubungan-Nya dengan Tuhan Sang Bapa. Berikut ini adalah beberapa ayat yang menggambarkan roh “anti Kristus” ini:
Demikianlah kita mengenal Roh Tuhan: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Tuhan, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Tuhan. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
1 Yohanes 4:2-3


Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
1 Yohanes 2:22-23

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
2 Yohanes 1:7

Berdasarkan ayat-ayat ini, kita belajar bahwa Anti Kristus adalah suatu roh yang dikenal sebagai si “pembohong” dan si “penipu” yang secara spesifik menyangkali hal-hal ini:
1.Bahwa Yesus adalah Kristus/Mesias (Sang Juruselamat/Pelepas Israel dan dunia)
2.Sang Bapa dan Anak (Trinitas atau bahwa Yesus adalah Putra Tuhan)
3.Bahwa Yesus telah datang dalam daging. (inkarnasi – bahwa Tuhan telah menjadi manusia).

ROH ANTI KRISTUS DALAM ISLAM
Agama Islam, lebih dari sekedar sebuah agama, filsafat, atau sistem kepercayaan apapun, cocok dengan gambaran sebagai sebuah roh antikristus. Agama Islam menjadikan penyangkalan atas semua hal mengenai Yesus dan hubungan-Nya dengan Bapa sebagai salah satu prioritas utamanya. Pada kenyataannya, adalah adil jika mengatakan bahwa Islam secara literal merupakan sebuah tanggapan polemis langsung terhadap semua doktrin penting Kristen diatas. Namun, berkenaan dengan doktrin-doktrin Kristen diatas, Orang Muslim akan dengan segera berargumen bahwa Islam sungguh-sungguh mengajarkan bahwa Yesus adalah Mesias. Tapi sebenarnya ini hanyalah tipuan. Memang benar bahwa Islam mengenakan gelar Mesias pada Yesus. Tetapi kita bertanya pada seorang Muslim apa sesungguhnya arti “Mesias” di dalam Islam, maka definisi yang diberikan adalah definisi yang kosong dan sama sekali tidak mengandung substansi mesianis sejati. Dalam Islam, Yesus hanyalah salah seorang nabi diantara banyak nabi yang ada. Namun berdasarkan Alkitab, peran Mesias diantara peran-peran lainnya, adalah sebagai Juruselamat, Imamat yang Ilahi, seorang Pelepas dan Raja orang Yahudi. Sebagaimana yang telah kita lihat dalam pasal-pasal terdahulu mengenai Yesus Muslim, Ia bukanlah Mesias yang menyelamatkan atau melepaskan Israel dan semua pengikut-Nya yang setia, melainkan dalam tradisi Islam, Yesus akan kembali untuk memimpin musuh-musuh Israel untuk memerangi Israel dan membunuh atau mentobatkan semua orang Yahudi dan orang Kristen kepada Islam. Ini sama saja dengan menyebut Adolf Hitler sebagai pelepas Israel, dan bukannya Musa. Kini, kita lihat bagaimana Rasul Yohanes mengatakan kepada kita bahwa sebelum tiba saat terakhir (hari kiamat), ada suatu “roh” yang akan mendominasi dunia. Roh ini akan menyangkali banyak doktrin penting Alkitab berkenaan dengan siapa Yesus itu dan untuk apa ia datang ke dalam dunia. Islam adalah gambaran yang sempurna dari roh ini.

TAUHID DAN SYIRIK
Agar memiliki pemahaman yang tepat mengenai roh Anti Kristus Islam, pertama-tama ada 2 doktrin yang harus dimengerti. Yang pertama disebut Tauhid. Ini adalah kepercayaan yang paling mendasar dalam Islam. Tauhid berhubungan dengan kepercayaan yang absolut akan keesaan Tuhan. Islam menganut bentuk/paham keesaan monoteis yang sangat ketat. Dalam Islam, Tuhan itu benar-benar tersendiri (satu, esa). Namun untuk memahami Tauhid, kita harus mengerti bahwa Tauhid itu lebih dari sekadar doktrin. Dalam Islam, percaya pada Tauhid adalah sebuah perintah yang absolut. Dan jika mengikuti Tauhid adalah perintah tertinggi dan terpenting di dalam Islam, maka dosa yang terbesar adalah Syirik. Syirik adalah lawan dari Tauhid. Pada intinya, syirik adalah penyembahan berhala. Dari laporan berkala “Invitation to Islam” yang diterbitkan oleh sebuah kelompok Muslim dari Toronto, kita dapat membaca sebuah pernyataan penting, yang akan menolong kita dapat mengerti dengan tepat bagaimana syirik dipandang oleh orang Muslim:
“Pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan anak-anak dan pembantaian massal. Ini merupakan beberapa kejahatan yang paling mengerikan yang terjadi di dunia saat ini. Banyak orang berpikir bahwa ini adalah kejahatan yang paling buruk ketika dilakukan. Tetapi ada sesuatu yang lain yang lebih buruk daripada penggabungan dari kejahatan-kejahatan tersebut diatas: itulah melakukan syirik”. 1

Oleh sebab itu banyak orang-orang Muslim beranggapan bahwa percaya kepada Trinitas maupun keilahian Yesus termasuk ke dalam jajaran dosa-dosa besar yang dilakukan oleh manusia. Pada kenyataannya, mempercayai doktrin-doktrin dasar Kristen itu adalah lebih dari sekedar berdosa; itu adalah kejahatan yang paling keji dari semua kejahatan yang ada! Dalam pikiran Muslim, syirik tidak hanya berhubungan dengan kepercayaan yang politeis, atau paganis tetapi juga berhubungan dengan doktrin-doktrin historis esensial dari iman Kristen. Berikut ini kita akan menguji ketiga doktrin esensial itu dan bagaimana secara spesifik Islam menyangkalinya.

ISLAM MENYANGKALI YESUS ADALAH PUTRA TUHAN
Agama Islam memiliki satu kepercayaan mendasar, yaitu sebuah penyangkalan langsung terhadap Yesus sebagai Putra Tuhan. Penyangkalan ini ditemukan beberapa kali dalam Qur’an:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam”. Sura 5:17.

“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: ‘Allah mempunyai anak’. Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan kepada Allah apa yang tidak kamu ketahui?” Sura 10:68.

“Dan mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai anak)”. Sura 19:88-92.

“...dan orang Nasrani berkata: ‘Al Masih itu Putra Allah’. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana sampai mereka berpaling dari Kebenaran?” Sura 9:30 (Yusuf Ali)

Secara literal Qur’an mengutuk orang-orang yang percaya bahwa Yesus adalah Putra Tuhan. Mereka yang mengatakan hal-hal yang demikian telah mengucapkan “penghujatan besar” dan dapat disamakan dengan “orang-orang kafir”. Maka dalam hal ini, tidak perlu dipertanyakan lagi, Islam adalah sebuah sistem keagamaan yang Anti Kristus. Masihkah anda ingat komentar Jim Hasting di pasal 1? Ia adalah imam dalam pelatihan yang bertobat kepada Islam. “Hal yang selalu dia kemukakan adalah bahwa hanya ada satu Tuhan, Ia tidak memiliki siapapun yang setara dengan-Nya, Ia tidak membutuhkan seorang Putra untuk datang ke bumi dan melakukan pekerjaan-Nya”. Islam berusaha menciptakan suatu bentuk ibadah monoteis yang dapat diterima namun Islam tidak hanya membuang aspek-aspek esensial dari hubungan dengan Tuhan yang menyelamatkan, tetapi Islam bahkan eksis secara literal untuk mengkonfrontasikan hal-hal ini secara langsung dan menyebutnya sebagai bentuk penghujatan yang paling dahsyat. “Tidak layak bagi Tuhan untuk mempunyai anak!” Kata-kata ini mengitari bagian dalam mesjid Dome of the Rock di Yerusalem. Inilah tempat orang Yahudi, umat Yahweh, selama berabad-abad beribadah di dalam Bait Suci mereka, menantikan Mesias mereka. Ini juga adalah tempat dimana Yesus, Sang Putra Yahweh dan yang adalah Sang Mesias Yahudi pada suatu hari kelak akan kembali untuk memerintah dunia. Islam secara literal telah mendirikan sebuah monumen yang menyuarakan penentangan terhadap realitas yang akan terjadi di masa depan.

ISLAM MENYANGKALI TRINITAS
Tuduhan penghujatan juga ditujukan pada mereka yang percaya kepada Trinitas:
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: ‘Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah (selain Tuhan Yang Esa). Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”. Sura 5:73.

Oleh karena itu percaya kepada Trinitas juga dipandang sebagai penghujatan. Tetapi “siksaan yang pedih” seperti apakah yang akan dialami orang-orang yang percaya kepada Trinitas? Sebagaimana yang telah kita lihat dalam pasal-pasal terdahulu, banyak orang Muslim yang secara ironis menantikan Yesus versi mereka untuk kembali dan benar-benar membunuh orang-orang “Kristen penganut trinitas politeistis”.
Dan Qur’an tidak hanya berhenti pada menyangkali Yesus yang adalah Putra Yahweh atau bahwa Yahweh itu eksis sebagai sebuah trinitas.

ISLAM MENYANGKALI SALIB
Dengan berurai air mata, Rasul Paulus memperingatkan jemaat di Filipi bahwa, “banyak orang akan hidup sebagai musuh-musuh salib Kristus” (Fil 3:18). Maka semestinya kita tidak terkejut jika Islam juga bahkan menyangkali peristiwa yang paling sentral dalam sejarah penebusan: penyaliban Yesus. Mengenai orang-orang Yahudi pada jaman Yesus, Qur’an berkata:
“dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, putra Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuh-Nya dan tidak (pula) menyalib-Nya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Sura 4:157-158.

Diantara para sarjana Islam, sebenarnya ada banyak teori yang saling bertentangan berkenaan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada Yesus. (Karena secara ironis, berkenaan dengan hal ini, sebenarnya merekalah yang telah “beranggapan telah mengikuti”). Namun disamping ketidakmampuan orang Muslim untuk mencapai konsensus apapun berkenaan dengan apa yang terjadi pada Yesus, mereka sangat bersepakat setidaknya pada satu hal: Ia tidak disalibkan! Kutipan Qur’an diatas setidaknya telah sangat menjelaskan hal itu.

BAGAIMANAKAH ROH ANTI KRISTUS DALAM ISLAM
MEMPENGARUHI ORANG MUSLIM?
Jadi kita dapat melihat bahwa Islam secara spesifik dan terang-terangan menyangkali ketiga doktrin utama yang disebutkan oleh Rasul Yohanes ketika ia menggambarkan roh Anti Kristus. Dan Qur’an tidak hanya menyangkali ketiga doktrin itu, tetapi sesungguhnya mengekspresikan penghinaan yang keras terhadap doktrin-doktrin itu, orang-orang yang mempercayai doktrin itu, menuduh mereka telah melakukan penghujatan yang dahsyat. Namun bagaimanakah sikap Qur’an tersebut mempengaruhi orang Muslim? Pernyataan ini kelihatannya sangat keras, tetapi dalam masa pelayanan saya menjangkau orang Muslim, mengadakan dialog-dialog antar agama, dan dalam pembicaraan-pembicaraan biasa dengan orang-orang yang bukan Kristen, ada dua kelompok yang saya saksikan sendiri, mengekspresikan penghinaan dan ejekan yang sangat kuat terhadap Injil, yaitu para Satanis dan orang-orang Muslim. (Ya, percaya atau tidak, saya sudah pernah terlibat dalam beberapa percakapan serius dengan banyak Satanis/pemuja Satan). Sekarang, ijinkan saya menjelaskan bahwa saya sama sekali tidak bermaksud untuk menyamakan semua Muslim dengan para Satanis dalam hal apapun juga. Saya telah berjumpa dengan banyak orang Muslim yang sangat baik dan tulus, yang tidak akan pernah mengekspresikan penghinaan terhadap doktrin Kristen dalam bentuk apapun, walaupun mungkin dalam hati mereka, sebenarnya mereka merasa demikian. Tetapi saya berbicara sejujurnya ketika saya mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi saya, saya menyaksikan penghinaan terhadap berita Injil, dan hanya para Satanis dan orang Muslim-lah yang telah menunjukkan penghinaan yang amat sangat. Memang benar ada banyak agama dan sistem kepercayaan yang tidak sepakat dengan doktirn Kristen, bahkan banyak juga yang tidak percaya kepada Tuhan, namun hanya Islam sajalah agama yang eksistensinya adalah untuk menyangkali inti kepercayaan Kristen. Dan tentu saja, berdasarkan tuntunan Qur’an, ketiga doktrin tersebutlah yang paling sering mengalami serangan dan ejekan dari orang Muslim; yaitu doktrin trinitas, inkarnasi ilahi, dan kurban penebusan/penyaliban Yesus. Baru-baru ini saya membaca sebuah saran dari seorang Muslim dalam kelompok diskusi di internet melalui sebuah stiker: “Ketidakwarasan ilahi: Tuhan mati di kayu salib untuk menyelamatkan ciptaan-Nya sendiri dari murka-Nya sendiri”. Seorang teman Muslim bersikeras menggambarkan Yesus sebagai “roti lapis Tuhan-manusia”. Saya telah mengalami banyak tuduhan yang mengatakan bahwa oleh karena saya percaya pada Tuhannya orang Kristen yang ada dalam sejarah, maka saya tidaklah berbeda daripada seorang penyembah berhala kafir yang politeistis. Seringkali, orang mengatakan pada saya bahwa doktrin pengorbanan Yesus adalah sama kuno dan kafirnya dengan pengorbanan manusia bagi semacam “dewa gunung berapi”. Saya dituduh percaya kepada Tuhan yang adalah seorang “penyiksa anak yang sadis”. Saya telah melihat upaya-upaya untuk menyamakan kematian Yesus di atas kayu salib dengan pembom bunuh diri. Saya telah mengalami ejekan terhadap Tuhannya orang Kristen sebagai “vampir yang haus darah”.
Jika anda seorang Kristen dan anda mengasihi Tuhan, saya yakin pernyataan-pernyataan itu akan mendukakan anda sebagaimana itu juga telah mendukakan saya. Untuk itu saya mohon maaf karena telah menyebutkannya. Dengan memunculkan serangan-serangan ini atas iman kita, saya tidak bermaksud untuk membangkitkan perasaan-perasaan negatif terhadap orang Muslim. Saya sangat berharap anda tidak memiliki perasaan-perasaan itu! Alasan saya dengan mengemukakan contoh-contoh tersebut adalah untuk memperkenalkan anda dengan roh Anti Kristus yang keji itu, yang berdiam di dalam agama Islam, yang dimanifestasikan oleh banyak orang Muslim. Maka kita tidak boleh terkejut jika menemukan bahwa salah-satu deskripsi Anti Kristus adalah ia sangat suka menyampaikan hujatan keras terhadap Tuhan yang ada dalam Alkitab:
Raja itu akan berbuat sekehendak hati; ia akan meninggikan dan membesarkan dirinya terhadap ... Tuhan yang mengatasi segala sesembahan.
Daniel 11:36a

Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi.
Daniel 7:25a

Qur’an sendiri mengekspresikan hujatan-hujatan seperti itu. Sebagai seorang yang senantiasa berdialog dengan banyak Muslim dari seluruh dunia, saya dapat menyaksikan bahwa roh Anti Kristus yang keji yang kita lihat terekspresi dalam kutipan-kutipan Qur’an, seringkali berkembang menjadi penghinaan besar dan pelecehan bukan hanya terhadap iman Kristen, namun juga terhadap orang-orang Kristen itu sendiri. Walaupun ini tidak selalu menjadi permasalahannya, haruskah kita terkejut ketika Muslim bersikap menentang mereka yang terang-terangan dikutuk Qur’an sebagai para penghujat kafir yang menyembah berhala? Dan jika kita bersikap realistis, haruskah kita mengharapkan masa depan Islam diberikan kepada orang-orang Muslim itu yang telah menyatu dengan ejekan Qur’an terhadap orang Kristen, atau ejekan bagi mereka yang menunjukkan sikap persahabatan terhadap orang-orang Kristen tanpa memperdulikan kutukan-kutukan yang ada dalam kitab suci mereka?
Pada akhirnya, apakah Islam itu secara spesifik adalah sistem Anti Kristus yang dinubuatkan Alkitab atau tidak? Tidak diragukan lagi bahwa (Islam) inilah agama kedua terbesar di dunia dan yang sangat cepat pertumbuhannya, yang sejak kelahirannya merupakan intisari Roh Anti Kristus yang sudah diperingatkan oleh Rasul Yohanes kepada kita.